Opini "Pilkada 2024: Potensi dan Tantangan Kader NU di Kabupaten Tulang Bawang Barat"

Dok. Buka bersama PCNU Tulang Bawang Barat, dilanjutkan diskusi lepas antar pengurus, di PP Nurul Quran Dayamurni, Kamis 21 Maret 2024.  


Pilkada 2024 di Kabupaten Tulang Bawang Barat menjanjikan panggung politik yang menarik bagi kader-kader dari NU untuk maju mencalonkan diri sebagai bupati maupun wakil bupati, dengan potensi mendapatkan dukungan moral dari seluruh elemen masyarakat. Meskipun secara institusional NU tidak dapat memberikan dukungan resmi karena bukan partai politik, namun keselamatan dan kesuksesan kandidat NU tetap menjadi prioritas utama.


Dalam diskusi non-formal pra pelaksanaan Konferensi Cabang ke-4 NU Tulang Bawang Barat terungkap bahwa peluang bagi kader NU untuk berkiprah dalam politik lokal semakin terbuka. Diskusi tersebut diadakan di Pondok Pesantren Nurul Quran Tumijajar, selepas acara buka puasa bersama PCNU Tulang Bawang Barat, pada Kamis, 21 Maret 2024.


Para peserta diskusi optimis bahwa kesuksesan kader NU di ranah politik dapat terwujud, tergantung pada strategi dan improvisasi yang dilakukan baik oleh calon maupun konstituennya. Meskipun belum ada kesimpulan mengenai nama-nama calon potensial yang akan diusung oleh KBNU Tulang Bawang Barat, namun fenomena ini menjadi perhatian serius.


Saat ini, sudah terlihat beberapa bakal calon yang berasal dari NU, bahkan beberapa di antaranya telah dilamar oleh partai-partai untuk dijadikan pasangan wakil bupati. Namun, ada pelajaran yang berharga dari beberapa kasus Pilkada sebelumnya, di mana banyak calon dari NU yang gagal karena terlalu banyak berebut mencalonkan diri, sehingga suara NU terpecah-pecah.


Dalam kesimpulan diskusi tersebut, disepakati bahwa potensi NU di Tulang Bawang Barat sangat besar jika bersatu. Namun, jika suara NU terpecah belah, maka kemungkinan kalah dengan kandidat lain yang suaranya bersatu. Hal ini dapat diilustrasikan dari keberhasilan Pilkada di Lampung tahun 2019, di mana kader NU berhasil menduduki posisi penting seperti wakil gubernur maupun di tingkat kabupaten, karena adanya kesatuan dari para partai pendukung dan kader NU.