KH. Ishomuddin (Rois Suriah PBNU)
Indonesia merupakan sebuah negara yang paling majemuk dilihat dari berbagai aspeknya, seperti aspek suku, ras dan agama. Kemajemukan tersebut bila tidak dijaga dengan baik akan mengoyak keutuhan NKRI dan mencabik kemaslahatan hidup berbangsa dan bernegara.
Keragaman agama dan penafsirannya, misalnya, oleh umat seagama atau berbeda agama memerlukan pengakuan dari pihak lain tanpa praktek diskriminasi, dan karenanya membutuhkan sikap toleransi.
Keragaman yang bersifat tetap dan tidak mungkin bisa diubah seperti warna kulit dan suku mestilah dimaklumi, jangan dipersoalkan, apalagi dijadikan sebagai titik api permusuhan.
Perbedaan pendapat yang bersifat tidak tetap dan mungkin bisa berubah atau berpotensi konflik penting untuk didialogkan untuk mencapai titik temu atau sepakat dalam tetap berbeda dengan fokus kepada apa isi pembicaraannya, bukan pada siapa yang mengatakannya. Dengan demikian, upaya untuk mendekati "kebenaran" yang bersifat relatif itu tetap berlangsung lebih objektif.
Boleh jadi, suatu musyawarah/dialog tentang persoalan yang disengketakan berujung kepada terbuktinya adanya kekeliruan yang tak terbantahkan pada salah satu pihak. Pada kondisi seperti ini diperlukan kerendahan hati untuk menyadari dan segera memperbaiki kesalahannya sendiri.
Koreksi atau kritik atas apa yang diyakini kebenarannya secara sepihak itu bisa dilakukan oleh diri sendiri (otokritik) atau terbuka menerima kritik dari pihak lain yang berbeda itu. Nasehat dan kritik yang konstruktif dari orang atau pihak lain selalu diperlukan dalam upaya mencapai tujuan kemaslahatan bersama.
Bahkan, untuk mewujudkan kemaslahatan dan menjaga keutuhan persaudaraan sesama manusia maka dalam hal-hal yang tidak prinsipil ada pihak yang perlu mengalah tanpa menghinakan.
Setiap orang idealnya harus mau belajar menerima dan mengakui kelebihan pihak lain, meskipun dari orang yang berbeda agama, bahkan tidak mengapa jika ia membuka diri untuk belajar kebajikan dan apa saja yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dari mereka.