Mengenal Pakaian Tari Melinting


Penari putra sedang memeragakan Tari Cetik Kipas Melinting (Moderator.id)


Lampung -- Mengulik sejarah pakaian Tari Cetik Kipas Melinting yang tampil dalam
rangkaian kegiatan Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 17 Agustus 2023.


Semula tarian adat yang berasal dari Kabupaten Lampung Timur ini merupakan sebuah tarian sakral. Namun dalam perkembangannya, tarian ini banyai mengalami perubahan baik dari gerakan, kostum saat memeragakan tari, dan kesaklarannya.



Dirangkum dari berbagai sumber, kata Melinting tidak hanya sebatas nama sebuah daerah melainkan merupakan nama sebuah tarian tradisional dari Lampung Timur. Kata Melinting juga merupakan wilayah adat dari Keratuan Melinting.



Gerakan tarian yang diperagakan menggambarkan ke gagahan laki-laki Lampung dan kelembutan hati wanita Lampung.



Dalam perkembangannya pakaian atau busana dan aksesoris Tari Melinting mengalami pergeseran fungsi yang turut mempengaruhi kostum yang dikenakan.



Beberapa perubahan yang berhasil dirangkum seperti pada busana dan aksesori penari putra. Sebelumnya penari putra mengenakan kopiah emas melinting, jung sarat diselempangkan dan tidak memakai baju, baju teluk belanga, kain tuppal disarungkan, kipas warna merah, bulu seretei, sesapur handak putih, bunga pandan, dan celana panjang putih.




Sementara saat ini penari putra mengenakan kopiah emas pepadun, baju teluk belanga, kain tapis, kipas warna bebas, dan bulu seretei. Perbedaanya pakaian penari putra saat ini terlihat lebih ringkas namun tetap mempertahankan ciri khas masyarakat Sai Bumi Ruwa Jurai yakni kain tapis.

Penari putri sedang memeragakan Tari Cetik Kipas Melinting.

Sedangkan perbedaan busana dan aksesori penari putri. Dahulu mengenakan siger melinting cadar warna merah atau putih, kebaya putih tanpa lengan, tapis melinting, rambut cemara panjang, gelang ruwi, gelang kano, dan kipas putih.



Perbedaann busana dan aksesori penari putri saat ini tidak terlalu banyak. Penari tetap mengenakan kebaya putih lengan panjang, tapis pepadun, rambung disanggul, kipas berwarna bebas, gelang ruwi, dan buah jukum yang menjadi identitas Lampung. (Dilansir dari berbagai sumber)