Mengenal Tarian Adat Sakral dari Lampung

Penampilan Tari Cetik Kipas Melinting di Istana Negara, Jakarta. (Moderator.id)

Bandar Lampung (Lampung) -- Tari Cetik Kipas Melinting diperkirakan sudah lahir sejak abad ke-16 dimasa Pemerintahan Keratun Melinting. Tari Melinting adalah tarian yang berasal dari Kecamatan Melinting dan Kecamatan Labuhan Maringgai.



Daerah itu merupakan salah satu wilayah yang berada di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Tari Melinting dibawakan oleh delapan orang penari, terdiri dari empat penari putra dan empat penari putri.



Tari Melinting termasuk salah satu jenis tari Tradisional Lampung klasik, karena diperkirakan sudah ada semenjak agama Islam masuk ke Indonesia khususnya daerah Sang Bumi Ruwa Jurai.



Tari Cetik Kipas Melinting tengah menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Lampung setelah tampil memeriahkan dalam rangkaian kegiatan Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 17 Agustus 2023.




Dirangkum dari berbagai sumber, tarian yang berasal dari Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung ini menggambarkan ke gagahan putra Lampung dan kelembutan hati wanita Lampung.



Tarian yang terdiri dari penari laki-laki dan perempuan itu, awalnya dibuat hanya untuk keperluan upacara adat kerajaan dan mesti memenuhi berbagai persyaratan ketika hendak memeragakannya.



Akan tetapi, saat ini Tari Cetik Kipas Melinting atau Tari Melinting dapat diperagakan diluar istana dan dipertunjukan kepada masyarakat secara luas. Salah satunya seperti untuk penyambutan tamu penting atau perayaan pesta pernikahan masyarakat adat Lampung Saibatin.



Perkembangan jaman turut mempengaruhi makna dan budaya pada ciri khas tarian. Hal itu kemudian berdampak pada pakaian yang dikenakan, gerakan tari, dan juga iringan musik.


Untuk urutan gerak tari, penari laki-laki terbagi dalam gerakan yang dimulai dari Pertama, Babar Kipas. Kedua, Sukhung Sekapan. Ketiga, Balik Palau. Keempat, Salaman. Kelima, Suali Niti Batang. Keenam, Jong Sumbah. Kemudian urutan gerak tari, penari perempuan dimulai dari gerakan Babar Kipas, Jong Sumbah, Sukhung Sekapan, Nginyau Bias, Melayang, Injak Tai Manuk, dan Timbangan.



Setelah mengalami beberapa penyesuaian pakaian Tari Melinting saat ini juga berbeda untuk penari pria dan wanita.

Pakaian penari laki-laki, kopiah emas dan setelan teluk belanga didominasi warna putih dengan berbagai motek-motek atau hiasan.



Sementara pakaian penari wanita, berpakaian siger bercadar Melinting dengan sanggul, gelang burung, baju kebaya kurung, dan selendang putih.



Kemudian iringan musik, menggunakan seperangkat instrumen yang disebut sebagai Talo Ballak atau Kulittang sejenis tetabuhan bernada. Perangkat lain yang juga sangat penting ketika memeragakan tarian ini berupa sepasang kipas yang digunakan penari putra dan putri.



Dikutip dari riwayat sejarah yang ditulis Sultan Ratu Idil Keratun Melinting, Tari Cetik Kipas Melinting melambangkan keperkasaan putra Lampung dalam membela keluarganya. Tarian itu juga melambangkan kelembutan dan kehalusan budi pekerti masyarakat Lampung yang diperagakan melalui gerak gerik penari putri.



Dilain sisi, Tari Melinting juga menandakan sikap ramah dan hangat, sehingga kerap dipersembahkan pada sebuah acara resmi untuk menyambut tamu agung atau penting.