Menteri Bappenas Menemui Rais Aam PBNU


Penulis : HM. Misbahus Salam - Pengurus LAZISNU PBNU. 

Ketua PBNU H. Chairul Shaleh Rasyid, didampingi beberapa pengurus lembaga di PBNU antara lain Gus Arwani Thamafi,  Gus Hakim Hasyim  Muzadi, KH. Machasin (Kakak Gus Baha') dan beberapa tokoh muda  NU dari Surabaya, Malang dan Pasuruan 
 mendampingi Menteri Badan Perencanaan  Pembangunan Nasional (BAPPENAS) H. Soharso Manoarfa, sowan ke Rais Aam PBNU KH. Miftahul Akhyar di Pondok Pesantren Miftahus Sunnah Surabaya, Sabtu (16/4/2022)

Salah satu pembicaraan Menteri BAPPENAS dengan Rais Aam adalah tentang SDGs (Sustainable Development Goals) yang akan di MoU kan antara PBNU dengan BAPPENAS, terutama dalam bidang mengatasi kemiskinan ekstrim yang ada di wilayah Indonesia.

Kami menyaksikan apa yang di diskusikan antara  Rais Aam dan Menteri BAPPENAS  terkait penangan kemiskinan ekstrim, sungguh sangat relefan dengan Hadis Nabi Muhammad SAW. : 

وعن أبي الدرداء - رضي الله عنه - عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال : " ابغوني في ضعفائكم ، فإنما ترزقون - أو تنصرون - بضعفائكم 

Kita oleh Rasulullah SAW diperintahkan mencari orang orang lemah, faqir, miskin untuk dibantu. Karena dengan membantu mereka pertolongan , Rizqi dan kasih sayang Allah akan turun pada kita semua. 

MoU antara PBNU dan Menteri BAPPENAS ini sangat penting direalisasikan dalam program program kongkrit di lapangan. Dan ini sejalan dengan pengarahan Ketum PBNU KH. Yahya Chalil Tsaquf saat Rakernas di Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya agar Pengurus NU tidak hanya membuat proposal tapi harus melakukan langkah langkah pemberdayaan ekonomi terutama dapat membantu pada akselerasi  pencapaian tujuan tujuan SDGs , khususnya dalam penangan kemiskinan ekstrim. 

Sebenarnya para Kyai bersama Lembaga Pondok Pesantrennya telah berbuat banyak dalam menangani kemiskinan ekstrim. Misalnya para Kyai mengratiskan pada santri santri yang tidak mampu, mereka disekolahkan, dididik dan banyak diantara mereka di nikahkan dan diberi lahan pekerjaan sehingga menjadi orang yang berilmu dan mampu dibidang ekonomi.

Hampir semua para kyai Pondok Pesantren melakukan pembinaan pada santri dan masyarakat seperti itu. Dan ini banyak belum terpublis dan diketahui oleh dunia internasional. Disinilah urgensi adanya Role model Pondok Pesantren SDGs. 

Lalu Lembaga apa di PBNU yang bisa menangani akselerasi dalam mencapai tujuan tujuan SDGs? Tentu semua Lembaga dan Badan otonom di NU punya peran strategis dalam membantu pencapaian tujuan SDGs. Namun dalam konteks bidang penanganan kemiskinan ekstrim, selain LPNU dan  LP2NU adalah LAZISNU. 

LAZISNU memiliki peran yang sangat strategis dalam penanganan Kemiskinan Ekstrim. Sehingga ZIS on SDGs dapat dilaksanakan dalam implementasi program riil di masyarakat melalui zakat produktif. 

Semoga Silaturrahim Menteri BAPPENAS dan Rais Aam PBNU ini membawa berkah dan manfaat bagi kejayaan NU dan kemakmuran Indonesia.
.