Universitas Muhammadiyah Pringsewu Peduli Pemberdayaan Perempuan



PRINGSEWU, Metanews.co.id- Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu Drs.H.Wanawir,Am.,MM.,M.Pd. melantik pengurus baru Komunitas Siti Walidah UMPRI , Senin 5 /12/2022 kemarin. Hadir pada acara tersebut Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Provinsi Lampung yang diwakili Dra. Nurhayati Wakhidah,M.Pd.I selaku ketua LPPA, Wakil Rektor II Ns. Asri Rahmawati, M.Kes., Wakil Rektor III Fatoni,SE.,MM, Kepala LP3 AIK Drs.Syaukani,M.Pd., para Dekan dan Wakil Dekan. Hadir juga Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Pringsewu, Pimpinan Daerah Aisyiyah dan Pimpinan Cabang Aisyiyah, perwakilan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Pringsewu.

Rektor sekaligus pembina Komunitas ini menyampaian sambutannya sesaat sebelum prosesi pelantikan,”Wanita memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan, pembentukan komunitas ini sebagai wujud nyata kepedulian UMPRI terhadap persoalan pemberdayaan perempuan. komunitas ini dibentuk dengan harapan menjadi tempat silaturahim antar dosen dan karyawan  perempuan, penguatan kapasitas dan sinergi dengan persyarikatan. Rektor juga berharap kepada pengurus dan anggota komunitas agar dapat meningkatkaan perannya sebagai anggota Muhammadiyah perempuan (‘Aisyiyah) di ranting dan cabang di wilayah tempat tinggal masing-masing”.Tegasnya.

Sementara ketua panitia  Elmiyati, M.Kes., menyampaikan pengurus komunitas ini berjumlah 19 orang , anggota berjumlah 196 terdiri dari 105 dosen dan karyawan ditambah 91 orang istri dosen dan karyawan. Pengurus yang akan dilantik adalah Ainur Rosyidah,M.Pd (Ketua), Rumiana,SE., (Sekretaris), Wahyu Widayati, M.Keb., (Bendahara) dan divisi-divisi.

Acara pelantikan akan dilanjutkan dengan seminar Peran Perempuan Karier dalam Rumah Tangga.Imbuhnya.

Untuk mempertegas posisi Komunitas ini Nurhayati Wakhidah ketua LPPA PWA menyampaikan bahwa komunitas ini pure institution di PTM yang tidak ada hubungan struktural dengan Persyarikatan di tingkat daerah tetapi tetap memiliki hubungan kerjasama/koordinasi, saling sinergi, saling ta’awun, saling menguatkan dalam rangka dakwah amar ma’ruf nahi munkar.  Kedepan ada hubugan yang lebih mesra antara dosen dan karyawan perempuan dengan ‘Aisyiyah di seluruh tingkat pimpinan.Jelasnya.

Usai Prosesi Pelantikan dilanjutkan seminar tentang Peran Perempuan Karier dalam Rumah Tangga dengan menghadirkan Narasumber dari ‘Aisyiyah dan Dinas Pemberdayaan perempuan.

Nurhayati dari ‘Aisyiyah menyampaikan; ” jumlah penduduk perempuan seluruh dunia hampir mencapai 4 milyar perempuan. Sebagai khalifah fil ardh dituntut untuk berperan aktif dalam upaya memakmurkan bumi. Perempuan Karier adalah  bagiaan dari peran perempuan dalam dunia publik, jika diniatkan sebagai ibadah, membantu perekonomian keluarga dan pengembangan ilmu sesuai dengan bidang masing-masing akan mendapat balasaan yang lebih baik.

Perempuan karier tetap memiliki kewajiban bersama dengan suami dan anggota keluarga lainnya untuk mewujudkan keluarga yang kuat yang dapat berfungsi (Fungsi Keluarga menurut ‘Aisyiayah) dalam bidang: keagamaan, biologis/reproduksi, peradaban, Cinta Kasih, Perlindungan, Kemasyarakatan, Pendidikan, Ekonomi, Pelestarian lingkungan, rekreasi, Internalisasi nilai-nilai Islam berkemajuan dan fungsi Kaderisasi”. Paparnya.


drg. Avi Risdiyanti dalam paparannya menyampaikan “ tidak perlu membenturkan peran perempuan antara publik dan domestik. Perempuan yang banyak berperan didunia publik dapat melakukan urusan keluarga secara bersama dengan suami dan seluruh anggota keluarga lainnya.  Perempuan yang berjuang membantu perekonomian keluarga dengan memilih karier perlu di hargai dan dihormati pun sebaliknya pilihan perempuan untuk berhidmat didunia domestik bukanlah hal yang naif ketika pilihannya berdasarkan musyawarah antara suami dan istri.

 Dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi diri dan berperan aktif dalam masyarakat. Avi juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kasus perempuan di Pringsewu, kasus HIV yang terdata mencapai 201 yang telah dilakukan pengobatan secara rutin, data ini merupakan fenomena gunung es, pasti masih ada fakta yang belum terdata. Evi mengajak komunitas perempuan dan organisasi perempuan untuk bersama-sama menekan angka tersebut.

Persoalan lain yang disampaikan Evi adalah perlindungan anak, perempuan harus berdaya agar dapat melaksanakan upaya perlindungan terhadap anak agar terhindar dari kekerasan fisik, psikis, sosial dan seksual. Terahir ia berharap para perempuan dapat menjadi Pelopor dan Pelapor hususnya terhadap kasus pelecehan dan tindak kekerasan terhadap perempuan. Ungkapnya.  (Rls)