Pentingnya Sanad

Oleh : Gus Baha:

Andaikan tidak ada sanad maka orang akan berpikir agama sesuai maunya dan itu bahaya sekali.

Berkata Imam Syafii: "Tiada ilmu tanpa sanad". Maka fatwa tanpa sanad adalah bathil. 

Imam Syafii: "penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan pencari kayu bakar yang mencari kayu bakarnya di tengah malam, ia membawa tali pengikatnya adalah ular berbisa dan ia tak tahu" (Faidhul Qadir Juz 4 hal 442).

Berkata AL Hafidh Imam Attsauri: "Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak memiliki senjata, maka dengan apa kau membela diri?"

Berkata juga Imam Ibnul Mubarak: "penuntut ilmu tanpa sanad bagaikan orang yang ingin naik ke atap rumah tanpa tangga"

Dan masih banyak lagi, dan merupakan hal yang baku diantara para Muhadditsin bahwa mereka tak mengakui suatu ajaran/tuntunan ibadah dari seseorang ustaz/guru/ulama kecuali orang itu mempunyai sanadnya.

Jadi kalau mau belajar agama, harus tahu gurunya siapa, guru dari gurunya siapa dan seterusnya, hingga nyambung ke Rasulullah.

Namun hal semacam ini tidak perlu dirisaukan untuk kita, karena sebagai panganut madzhab ahlussunnah waljamaah kita telah mempunyai sanad dalam segala ibadah.

Ziarah, tawassul, istighatsah, tabarruk, maulid, tahlilan ada sanadnya, bersambung kepada Rasul saw, atau pada sahabat, atau pada para Muhadditsin.

Jadi sanad orang NU itu jelas.
Dari Kyai Hasyim Asy'ari, dari Syaikhona Kholil Bangkalan, dari Kyai Sholeh Darat, dari syekh Ahmad bin Zaini Dahlan, sambung menyambung hingga ke imam Bukhari.

Imam Bukhari sanadnya juga sambung menyambung hingga sahabat nabi. 

Dan sahabat nabi diajari langsung oleh nabi.