Dalam pelaksanaan Muktamar Ke-34 NU di Lampung pada akhir Desember 2021, Panitia Nasional memiliki tiga skema kepesertaan. Pertama, muktamar dihadiri oleh masing-masing dua orang dari setiap utusan yakni dari 34 PWNU (68 orang), 521 PCNU (1.042 orang), 31 PCINU (62 orang), serta 14 badan otonom (28 orang) dan 18 lembaga (36 orang) di tingkat pusat.
Sementara dari PBNU terdiri dari unsur syuriyah (32 orang), mustasyar (15 orang), a’wan (20 orang), dan tanfidziyah (38 orang). Dengan demikian jumlah peserta sebanyak 1.341 orang.
Skema kedua, muktamar dihadiri oleh masing-masing tiga orang yakni 34 PWNU (102 orang), 521 PCNU (1.563 orang), 31 PCINU (93 orang), serta 14 badan otonom (42 orang) dan 18 lembaga (54 orang) di tingkat pusat. Ditambah dari PBNU yakni unsur syuriyah (32 orang), mustasyar (15 orang), a’wan (20 orang), dan tanfidziyah (38 orang).
Total menjadi 1.959 orang. Skema ketiga, dihadiri oleh masing-masing empat orang yakni 34 PWNU (136 orang), 521 PCNU (2.084 orang), 31 PCINU (124 orang), serta 14 badan otonom (56 orang) dan 18 lembaga (72 orang) di tingkat pusat. Untuk PBNU terdiri dari unsur syuriyah PBNU (32 orang), mustasyar (15 orang), a’wan (20 orang), dan tanfidziyah PBNU (38 orang). Peserta dengan skema ketiga ini mencapai 2.577 orang.
Dari total masing-masing skema itu ditambah dengan jumlah kepanitiaan Muktamar Ke-34 NU sebanyak 336 orang. Meski begitu, belum ada kepastian mengenai jumlah peserta yang akan hadir. Panitia masih akan melakukan pematangan soal kepesertaan ini mengingat pandemi Covid-19 belum usai hingga saat ini.
Terkait hal ini, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmy Faishal Zaini mengusulkan agar para kiai pesantren dilibatkan pada gelaran Muktamar Ke-34 NU.
Ia setuju jika kepesertaan muktamar terdiri dari dua unsur, yakni satu orang dari syuriyah dan satu orang dari tanfidziyah, sehingga keterwakilannya dibatasi hanya dua orang dari setiap cabang dan wilayah. “Semakin sedikit orang, semakin merampingkan kepesertaan, tentu itu sesuatu yang sangat dianjurkan dalam situasi masih pandemi,” kata Helmy melalui daring, saat menghadiri rapat gabungan Panitia Nasional Muktamar Ke-34 NU, pada Senin (1/11/2021).
Pada gelaran muktamar di situasi normal, kepesertaan muktamar terwakili oleh tujuh orang. Masing-masing tiga orang dari unsur syuriyah dan tanfidziyah, serta satu orang kiai pesantren atau kultural.
“Saya ingin mengusulkan satu formasi baru, jika dimungkinkan. Saya mengusulkan, kalau disepakati, unsur kepesertaan itu 2+1. Pertama unsur syuriyah, kedua unsur tanfidziyah, dan ketiga adalah unsur kiai nonstruktural atau kiai kampung atau kiai kultural,” ujar Helmy.
Pelibatan kiai pesantren ini diharapkan dapat memberikan pengayaan ide dan gagasan dalam forum bahtsul masail, sehingga melahirkan produk pemikiran baru yang sesuai dengan harapan semua pihak. “Tidak hanya oleh keluarga besar NU yang berada pada struktur organisasi tetapi juga keluarga besar NU yang beliau-beliau mungkin tidak sempat tercatat atau pun memang dalam tugasnya harus ada di luar struktur, maka ini diperlukan dalam proses pengayaan ide dan gagasan,” pungkas Helmy. (NU.online)