Tim penggalian menemukan gua bawah tanah Distrik Midyat Provinsi Mardin, Turki. Foto/Anadolu Agency/Live Science
ANKARA - Sisa bangunan kota bawah tanah berusia sekitar 2.000 tahun ditemukan di Distrik Midyat Provinsi Mardin, Turki . Kota bawah tanah ini diperkirakan mampu menampung 70.000 orang dan digunakan sebagai tempat berlindung .
Ruang bawah tanah pertama dari kompleks kuno ditemukan sekitar dua tahun lalu, ketika dilakukan pelestarian jalan-jalan dan rumah-rumah bersejarah di Distrik Midyat. Para pekerja di proyek tersebut pertama kali menemukan sebuah gua batu kapur dan jalan masuk ke kota tersembunyi lainnya.
Para arkeolog saat ini menemukan 49 kamar yang telah digali di kompleks kota bawah tanah serta bagian penghubung, sumur air, silo penyimpanan biji-bijian, kamar rumah, dan tempat ibadah. Termasuk gereja Kristen dan aula besar dengan simbol Bintang Daud di atas tembok, yang diperkirakan merupakan sinagoga Yahudi.
Artefak yang ditemukan di dalam gua-gua, termasuk koin era Romawi dan lampu minyak, menunjukkan bahwa kompleks bawah tanah itu dibangun sekitar abad kedua atau ketiga Masehi. Direktur Museum Mardin dan Kepala Penggalian Gani Tarkan mengatakan, para arkeolog baru menggali sekitar 5% area situs bersejarah itu.
“Kota bawah tanah di daerah , yang sekarang dikenal sebagai Matiate, telah dieksplorasi seluas lebih dari 10.000 meter persegi. Dia perkirakan seluruh kompleks luasnya sekitar 400.000 meter persegi dan mampu menampung antara 60.000 dan 70.000 orang,” katanya kepada kepada Anadolu Agency dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Minggu (15/5/2022).
Dia mengungkapkan, ada kemungkinan bahwa kota bawah tanah ini awalnya berfungsi sebagai tempat perlindungan. Khususnya untuk umat Kristen, dan juga orang Yahudi, pada masa itu dari kekejaman tentara Romawi.
“Ini pertama kali dibangun sebagai tempat persembunyian atau tempat pelarian. Kekristenan bukan agama resmi di abad kedua [dan] keluarga dan kelompok yang menerima agama Kristen umumnya berlindung di kota-kota bawah tanah untuk menghindari penganiayaan Roma,” kata Tarkan.
Ahli geografi kuno menulis bahwa wilayah selatan Turki itu pada abad keempat pernah dihuni oleh orang Kristen. Mereka berlindung di kota bawah tanah untuk menghindari penganiayaan tentara Romawi dan Persia.
Pada awal abad pertama Masehi, pejabat Romawi tidak membedakan antara orang Yahudi dan Kristen, karena banyak orang Kristen awal juga orang Yahudi. Menurut Britannica, penilaian itu berubah pada tahun 64 M ketika Kaisar Nero menyalahkan dan kemudian membunuh orang-orang Kristen atas kebakaran yang melanda Roma.
Meskipun penganiayaan bersifat sporadis, namun berlanjut hingga awal abad keempat. Sementara jumlah korban masih diperdebatkan, kemungkinan ribuan orang Kristen dieksekusi selama waktu ini.
Namun, pada tahun 313 M, Kaisar Konstantinus mengeluarkan Dekrit Milan, membuat Kekristenan menjadi legal dan mengakhiri penganiayaan. Pada tahun 380 Kaisar Theodosius mengeluarkan Dekrit Tesalonika, menjadikannya agama resmi Kekaisaran Romawi.
Kota kuno Midyat di atas kompleks bawah tanah kemungkinan pertama kali dibangun oleh orang-orang Hurria. Mereka adalah orang yang menduduki bagian tengah dan selatan Anatolia (sekarang Turki) hingga 4.000 tahun yang lalu, selama Zaman Petunggu.
Kota ini pertama kali muncul dalam catatan Asyur pada abad ke-9 SM sebagai Matiate yang berarti "kota gua", mungkin karena ada banyak gua batu kapur di dekatnya. Nama itu sekarang telah digunakan untuk kota bawah tanah.
Dikutip dari SINDONEWS.com