Ngalap Berkah, Banser Ditampar Kyai

Oleh : H.M. Yunus Hasyim - Alumni Pondok Pesantren Daarul Rahman angkatan 19 (1992-1998).

Baru-baru ini viral sebuah video pendek seorang Kyai menampar anak muda berjaket Banser. Di dalam video tersebut, kyai mengatakan "Menjaga kiai, mestinya kamu di rumah saya, Banser ini. Tapi akhirnya Banser, kiainya enggak dijaga gereja yang dijaga".

Video tersebut kemudian dinarasikan sejumlah pihak bahwa Kyai menampar Banser karena tidak menjaga kyai, malah menjaga gereja. 

Jika melihat sekilas dan tidak mengenal tradisi Kyai-Santri/Alumni Pondok Pesantren Daarul Rahman, tentu dengan mudah mengamini narasi tersebut.

Sebagai alumni Pondok Pesantren Daarul Rahman, saya perlu meluruskan peristiwa yang terjadi.

Pertama, bahwa di dalam video tersebut adalah Gurunda kami, KH Syukron Makmun tengah menampar anak muda berpakaian Banser yang merupakan santrinya, bernama Dul Hamid, Ketua Ranting Ansor Jati Karya, Bekasi. Dul Hamid ini adalah adik kelas saya di Pesantren, kakaknya yang sudah almarhum kebetulan satu angkatan dengan saya. 

Kedua, peristiwa terjadi setelah selesai acara Nuzulul Qur'an PBNU di Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jagakarsa, Jumat 22 April 2022.

Kebetulan saya juga berada di lokasi acara tersebut hingga pukul sebelas malam, dan sempat mencium tangan beliau saat keluar masjid, namun tidak sempat mendapatkan tamparan karena situasinya cukup crowded dan kondisi Kyai tengah berjalan dikawal ketat sejumlah Banser.

Ketiga, Tradisi Daarul Rahman (DR). Tidak banyak yang tahu, kecuali keluarga, alumni, dan santri. Bahwa, setiap kali santri atau alumni yang bertemu atau bersilaturahmi dengan KH Syukron Makmun, pasti tidak lepas untuk meminta barokah, berupa tamparan dari sang Kyai. Jadi alumni ditampar Kyai menjadi hal yang biasa.

Jadi tamparan di dalam video tersebut, bukan kemarahan Kyai terhadap Banser. Tapi, memang Banser yang merupakan santri Kyai sedang ngalap barokah dengan meminta tamparan. Justru, kalau alumni tidak mendapat tamparan, maka akan merasa sia-sia atau tidak mendapatkan barokah.

Malam itu, tidak hanya Dul Hamid yang mendapatkan berkah tamparan, tapi puluhan alumni lainnya, yang menunggu hingga tengah malam usai acara Nuzulul Qur'an pun mendapatkan tamparan berkah di depan rumah Kyai.

Saya sendiri dalam beberapa kesempatan, dari reuni alumni yang dihadiri Pak Kyai, hingga acara Maulid Nabi di Pondok Pesantren, pasti ngalap berkah, antre minta ditampar di rumah Pak Kyai, begitu juga dengan ratusan alumni lainnya. Jadi, soal Pak Kyai menampar alumni dan santrinya adalah hal yang lumrah terjadi.

PBNU di Daarul Rahman

Memang malam itu, acara Nuzulul Qur'an PBNU di Pondok Pesantren Daarul Rahman adalah peristiwa yang tidak biasa.

Belakangan, silaturahmi KH Syukron Makmun dengan pemimpin PBNU cukup intens, dari Rais Am PBNU KH Miftahul Achyar, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, hingga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Hingga akhirnya, malam Nuzulul Qur'an PBNU tahun 2022 diputuskan di Pondok Pesantren Daarul Rahman. Para alumni dari Jabodetabek antusias untuk hadir, mengikuti pengajian seperti biasanya.

Pesan kuat Pak Kyai dalam acara tersebut adalah, mengajak seluruh pengurus PBNU untuk menghidupkan NU dan tidak mencari hidup dari NU. Sebab, Kyai meyakini orang yang menghidupi NU sudah pasti "hidup". Pesan ini sangat melekat kepada ribuan alumni yang hadir di lokasi atau pun melalui YouTube, utamanya alumni Pondok Pesantren Daarul Rahman yang aktif sebagai pengurus NU, Ansor, dan Banom lainnya, dari pusat hingga daerah.

Andai seluruh alumni yang aktif di organisasi NU atau pun tidak, hadir secara offline, sudah pasti mereka juga akan antre bersama alumni yang lain untuk meminta tamparan Kyai, dengan serempak mengatakan "Sami'na wa ato'na Kyai".

*****
Alumni Pondok Pesantren Daarul Rahman angkatan 19 (1992-1998).