Salikun Angel (62) nampak semangat melakukan perjalanan mudik Lebaran 2022 menggunakan sepeda. Dia berangkat dari tempat tinggalnya di Tebet, Jakarta Selatan (Jaksel) dengan tujuan Kebumen, Jawa Tengah.
BEKASI - Banyak cara dilakukan orang untuk bisa mudik ke kampung halaman pada lebaran ini.
Mulai dari rela antre dan berdesakan masuk ke terminal, bandara, pelabuhan, atau stasiun kereta api, hingga rela macet berjam-jam di jalan.
Semua itu dilakukan demi bisa berlebaran di kampung halaman bersama sanak keluarga.
Apalagi, selama dua tahun belakangan tradisi mudik lebaran ditiadakan oleh pemerintah karena pandemi Covid 19.
Namun cara berbeda dilakukan oleh Salikun Angel (62), yang rela bersusah payah mengayuh sepeda berpuluh-puluh kilometer demi bisa berlebaran ke kampung halamannya di Kebumen, Jawa Tengah.
Dia rela berjibaku menaklukkan panasnya aspal jalan raya demi melepas rindu dengan sanak keluarganya di kampung halaman. Salikun Angel (62) nampak semangat melakukan perjalanan mudik Lebaran 2022 menggunakan sepeda.
Dia berangkat dari tempat tinggalnya di Tebet, Jakarta Selatan (Jaksel) dengan tujuan Kebumen, Jawa Tengah.
Dijumpai di jalur mudik Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kota Bekasi, Kamis (28/4/2022), kehadiran sosok Salikun Angel tampak mencolok dari sekian banyak pemudik yang melintas di ruas jalan tersebut.
Mengayuh sepeda Federal lengkap dengan rompi oranye, Angel tampak bersemangat mengayuh sepeda di usianya yang memasuki senja.
"Saya sudah sering mudik menggunakan sepeda dari tahun 2012, sudah sering gowes pulang kampung," kata Angel saat dijumpai di Bekasi.
Mudik 2022 kali ini, Angel mengaku hanya berangkat seorang diri.
Meski sudah lansia, dia tidak khawatir lantaran hampir di setiap kota terdapat persinggahan.
Angel sendiri aktif dalam komunitas Rumah Federalis, wadah bagi para goweser jenis sepeda lawas merek Federal.
Sampai Kebumen kira-kira tiga hari, tapi mungkin bisa lebih karena saya biasa singgah di rumah teman, sekarang aja sudah banyak yang hubungin buat diajak mampir," ungkap Angel.
Bagi Salikun Angel, mudik menggunakan sepeda rupanya sudah menjadi kebiasaan. Selain gemar bersepeda, lansia 62 tahun ini merasa lebih hemat biaya karena tak perlu memikirkan kocek untuk biaya bahan bakar.
Bagi Angel, bersepeda sudah menjadi kendaraan sehari-harinya. Berseprofesi sebagai pemulung, sejak 2002 kemana-mana dia selalu menggunakan kendaraan ramah lingkungan tersebut.
Memilih sepeda dibandingkan kendaraan bermotor, Angel memiliki misi mulia, yakni merawat lingkungan. Dengan bersepeda, Angel meyakini dirinya ikut dalam melestarikan alam dan bukan sebaliknya.
"Kita membudayakan hidup sehat, kedua demi lingkungan karena lingkungan enggak butuh kita tapi kita butuh lingkungan, saya dari 2002 saya usahakan naik sepeda," jelas dia.
Mudik menggunakan sepeda tentu memiliki risiko, mulai dari pontensi kerusakan, ban bocor dan sebagainya. Untuk itu, dia telah menyiapkan sejumlah perlengkapan seperti misalnya ban dalam cadangan serta kebutuhan lainyanya.
"Alhamdulillah selama saya mudik saya enggak pernah ada masalah (trouble), tapi tetap bawa persiapan kaya ban dalam cadangan," ujar dia.
Perjalanan mudik menggunakan sepeda tahun ini kata dia, seperti rindu yang harus dibayar tuntas lantaran selama dua tahun terakhir tak bisa dilakukan akibat pandemi.
"Kalau keluarga saya ada di kampung, rencana balik saya belum tahu kapan tapi pengennya agak lama di kampung karena udah dua tahun enggak mudik," jelasnya.
Dikutip dari Tribunlampung.co.id