Saya ada pengalaman ketika Almarhum Gus Dur sedang di rawat di rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta bulan Maret 1998
Saya dengan sahabat-sahabat GP Ansor Jakarta sering ber giliran untuk menunggu Gus Dur di RSCM.
Ada sahabat KH Makmun Al Ayyubi yang saat itu Ketua PC GP Ansor Jakarta Utara dulu yang sekarang jadi orang besar yaitu Jadi Ketua Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta.
Sahabat Tatang Hidayat, Abdul Mufid dan lain lain. Ketika itu Gus Dur di rawat hampir sebulan di RSCM, itu posisi kita cukup nungguin di luar ruangan beliau di rawat.
Kita sering ketemu ibu Nuriyah Wahid, mbak Yenny, mbak Lisa, mbak Inayah, mas Sastro dan lain-lain. Walaupun hampir tiap hari datang ke RSCM kita tidak bisa menemui Gus Dur yang di rawat itu. Hati ini rasanya kepengen untuk bisa melihat dan berjabat tangan langsung dengan Gus Dur sekaligus melihat beliau dan mendoakan beliau
Kapan ya bisa berjabat tangan dan melihat Gus Dur di rawat ? Bagaimana kondisinya beliau ?
Hati ini selalu ingin melihat dan ketemu Gus Dur . Sudah ber hari-hari kita hanya menunggu di luar siang malam. Tapi kita merasa hanya sebagai anggota Banser dan Warga NU biasa. Sehingga kita tahu diri
Tidak memaksa harus ketemu beliau
Gus Dur itu memang punya Indera ke enam dan waskita, tahu perasaan saya dan teman-teman saya.
Suatu saat sekitar jam 9 pagi ketika Gus Dur Besuk mau pulang itu mbak Yenny Wahid keluar Ruangan dan menemui kami-kami anggota Banser dan bilang mengatakan...
....Kawan-kawan Banser Insya Allah besok Bapak sudah mau pulang dan kepada Sahabat-sahabat Banser di persilahkan masuk oleh bapak untuk bisa ketemu dengan bapak, silahkan....
Akhirnya kami Banser masuk satu persatu ketemu Gus Dur yang sedang duduk di atas bale dan tangannya masih di perban dan di infus. Beliau sudah kelihatan seger dan mukanya cerah merekah.
Ya Allah betapa bahagianya kami Banser (sekitar 5 orang) di diizinkan berjumpa dengan Gus Dur. Kami salaman dengan beliau penuh haru bahagia dan rata-rata kami Babser mencucurkan air mata bisa ketemu orang yang kita tungguin ber hari-hari.
Apalagi Gus Dur menerima kami dengan senang hati sambil berkatabegini. ...Sahabat-sahabat Banser, Saya terimakasih anda telah dengan sabar, ikhlas menunggui saya ber hari-hari selama saya di rawat, saya nggak bisa balas budi baik saudara-saudara ya, semoga Allah Taala yang memberikan balasan kepada saudara-saudara ya....!
Lalu kami amini doa Gus Dur ini dan kami di diizinkan pulang. Alhamdulillah - Summa alhamdulillah. Kami akhirnya pulang dengan penuh keikhlasan dan kerinduan. Ternyata Gus Dur itu diberikan kelebihan oleh Allah Taala punya Indera ke 6 dan waskita , mengerti dan tahu perasaan orang.
Perasaan kami Banser yang ingin bertemu dan salaman dengan Beliau terkabul.
Alhamdulillah. Terimakasih Gus !