Rampung adzan subuh berkumandang sekitar pukul 04.15 WIB pada Kamis (20/1/2022) menyimpan duka mendalam. Pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Yanaabi’ul Quran Putri Gebog, Kudus, KH Ma’shum AK tutup usia saat mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus. Pemakaman kiai yang gigih dalam berjuang di NU ini di pesantren setempat.
Abdus Salam, putra kesebelasnya, menerangkan itu adalah perawatan kedua kali di rumah sakit setelah sabtu jam 01.30 hingga senin kemarin di Rumah Sakit”
“Kamis dini hari sekitar pukul 01.30 kondisi bapak drop, kemudian dibawa ke rumah sakit. Gula darahnya saat cek mencapai 500 lebih,” terangnya.
“Belum lagi saturasi oksigennya di angka 92, setengah jam lagi turun di angka 82,” tambahnya.
KH Ma’shum AK dipanggil Allah SWT di usianya ke 75 tahun. Beliau meninggalkan sembilan anak dan menyusul tiga anaknya yang lebih dulu tutup usia.
“Malah belum ada 100 hari, sekitar 78 hari dari sepeninggalan anak bungsunya ” jelas anak kesebelasnya.
Beliau tergolong pejuang NU yang gigih. Sejumlah peran penting beliau yakni, penasehat BPPMNU Banat Kudus, Wakil Rais Syuriah PCNU Kudus, dan lainnya.
“Meskipun sudah sepuh, beliau masih mengawal kita semuanya untuk memajukan dan memperjuangkan Nahdlatul Ulama. Beliau juga merupakan salah satu penggiat dari berdirinya NU Center Kudus,” sambut KH Ulil Arbab Arwani (Gus Bab) Ketua Rais Syuriah PC NU Kabupaten Kudus sebelum pemberangkatan jenazah.
Kiai Albab berharap perjuangan – perjuangan beliau tidak mandek. Sehingga generasi sekarang meniru beliau dan memodifikasi perjuangannya.
Semasa hidup beliau sosok yang disegani masyarakat Kudus. Tidak sedikit masyarakat dari berbagai kalangan berkunjung untuk bercengkrama dan belajar dengan beliau.
Ketua Ansor Kudus Dasa Susila mengaku kehilangan dengan kepergian KH Maksum AK. Karena kiprah beliau di NU selama ini memberi teladan bagi generasi muda. Utamanya para aktivis Ansor.
”Kami mengucapkan turut berbela sungkawa. Kami berdoa agar Allah SWT menerima semua amal kebaikan , mengampuni semua dosa dan husnulkhotimah,” tambah Dasa. (UR/AR)