PALEMBANG – Kongres ke XVI Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatera Selatan berhasil memilih pucuk pimpinan baru.
Nama Margaret Aliyatul Maimunah terpilih sebagai Ketum Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU masa khidmah 2022-2027.
Margaret terpilih secara aklamasi melalui keputusan sidang pleno tertutup dengan agenda pemilihan ketum baru. Kepastian tersebut dikatakan Ketua Umum PP Fatayat NU periode 2015-2022 Anggia Ermarini kepada NU Online di halaman Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatra Selatan, Sabtu (16/7/2022) petang usai sidang pleno.
”Alhamdulillah, lancar karena kita musyawarah mufakat dan secara mufakat memilih sahabat Margaret untuk menjadi Ketua Umum masa khidmat 2022-2027. Jadi, kesepakatan dari pimpinan wilayah dan pimpinan cabang kita sepakat untuk memilih sahabat Margaret,” kata Anggi, sapaan akrabnya, seperti dikutip dari situs NU Online.
Saat dikonfirmasi tentang kemungkinan percepatan agenda kongres, Anggi menepisnya. ”Tidak ada percepatan. Memang siklusnya begitu. Kita udah menyiapkan semuanya, tatib dan sebagainya. Tetapi, sahabat-sahabat pimpinan wilayah meminta untuk segera diputuskan karena dukungan semuanya ke sahabat Margaret. Akhirnya bermufakat memilih beliau,” tegasnya.
Saat ditanya tentang sosok Margaret, Anggi menyebut bahwa selama ini Margaret sangat dekat dengan aktivis Fatayat, baik pusat maupun daerah. “Bahasa saya beliau sangat ngeloni Fatayat. Jadi, selama ini memang selalu bersama-sama dengan sahabat Fatayat dalam mengawal kegiatan, program, dan tentu pengurusnya,” tandas Anggie.
Menurut Anggi, sosok Margaret merupakan aktivis yang rajin menyapa kader di daerah. “Beliau sangat aktif untuk bisa ke daerah-daerah. Saya akui nggak mudah untuk menyisihkan waktu untuk bisa ke daerah. Karena luas negara kita dari ujung sampai ujung,” ungkapnya.
Terkait kemungkinan kandidat lainnya, yakni Ai Maryati Solihah, otomatis menjadi Sekretaris Umum Fatayat sebagaimana terjadi pada Kongres ke-15 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Anggi menyebut tergantung mandatori kongres.
“Nanti ada diskusi atau musyawarah dari tim formatur yang dikomandoi oleh sahabat Margaret. Tentu tidak bisa langsung diplot atau template gitu. Kalau dulu, memang kami berbicara, diskusi, dan kemudian sepakat menjadikan sahabat Margaret sebagai Sekretaris umum,” ungkapnya
Di tempat terpisah, Ketua PW Fatayat NU Kalimantan Barat Umi Marzuqoh mengatakan, bahwa keputusan aklamasi pemilihan ketua umum baru tersebut dibacakan pada rapat pleno terakhir dengan ketua sidang Nur Nadlifah di Aula di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatra Selatan, Sabtu (16/7/2022) petang.
Margaret yang akrab disapa Liya ini dikukuhkan sebagai nakhoda baru organisasi perempuan muda NU pada Kongres ke-16 Fatayat yang digelar sejak Kamis, 14 Juli 2022 kemarin.
Ucapan selamat dan sejumlah harapan diberikan kepada Liya oleh para aktivis Fatayat dari berbagai daerah. Ucapan selamat juga langsung beredar sejak Sabtu petang. Setelah dikukuhkan secara aklamasi, agenda Kongres XVI Fatayat dinyatakan ditutup.
Profil Margaret Aliyatul Maimunah
Margaret Aliyatul Maimunah lahir Jombang pada 11 Mei 1978. Ia merupakan putri kedua dari pasangan KH Mohammad Faruq dan Hj Lilik Chodijah Aziz Bisri.
Margaret menempuh pendidikannya di Pondok Pesantren Denanyar Jombang, mulai dari tingkat SLTP hingga SLTA. Selepas lulus dari MAN di Denanyar, Margaret melanjutkan studi S1-nya di IAIN Sunan Ampel Surabaya dan pendidikan pascasarjana di Universitas Indonesia (UI) dengan fokus di bidang Program Studi Kajian Wanita pada tahun 2009.
Putri Jombang ini terkenal aktif dalam organisasi. Sejak MI hingga MAN, Margaret aktif di OSIS, Pramuka, maupun olahraga. Aktivisme terus melekat pada dirinya. Saat kuliah, ia didapuk menjadi Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri (Kopri PMII) Rayon Adab (2000-2001), lanjut Ketua Komisariat PMII Adab Cabang Surabaya Selatan (2001-2002).
Selain itu, aktivis perempuan ini juga pernah menjabat pengurus di Pimpinan Wilayah Ikatan Putri-Putri Provinsi Jawa Timur sebagai Anggota Bidang Minat dan Bakat (1999-2001) dan Bendahara II (2001-2002).
Tak berhenti di situ, ia juga menjadi pengurus di Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama sebagai Sekretaris Umum (2006-2009) dan Ketua Umum (2009-2012). Margaret juga menjadi Wakil Koordinator Bidang Ekonomi Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (2009-2015) dan Sekretaris Umum (2015-2020).
Kepeduliannya terhadap isu Perempuan dan anak sangat tinggi. Perempuan yang juga Komisioner KPAI periode 2017-2022 ini diketahui bergabung dengan lembaga penelitian perempuan, Women Research Institute (WRI).
Di sana, ia melakukan sejumlah penelitian terkait perempuan dan anak meliputi, Kehidupan Perempuan Pesantren yang Dipoligami serta Dampaknya terhadap Anak-anak, Perempuan yang Bekerja di Salon SPA Jakarta, Perempuan Penderita HIV, Kebijakan tentang Terminal Tiga (terminal khusus TKI), implementasi dan dampak terhadap TKW yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.