vanbeets)
Jakarta - Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki 13 istri. Salah satu istri Nabi Muhammad SAW adalah Sayyidah Maimunah yang merupakan perempuan terakhir yang dinikahi Nabi Muhammad SAW.
Dilansir dari NU (27/5) ayah Sayyidah Maimunah adalah al-Harits bin Hazan bin Jubair al-Hilaliyah. Sementara ibunya ialah Hindun bin Auf bin Zubair bin Harits. Sayyidah Maimunah termasuk salah seorang perempuan yang paling awal masuk Islam.ðŸ˜
Diriwayatkan, Sayyidah Maimunah awalnya memiliki nama Barrah. Lalu Nabi Muhammad SAW menggantinya dengan Maimunah setelah menikahinya. Arti dari Maimunah ini adalah impian, harapan dan keberkahan.
Nabi Muhammad SAW bukanlah suami pertama Sayyidah Maimunah, ia sebelumnya pernah menikah dengan Mas'ud bin Amr al-Tsaqafi sebelum memeluk Islam. Keduanya kemudian bercerai, lalu Maimunah menikah lagi dengan Abu Rahm bin Abdul Uzza dari Bani Amir bin Lu'ay. Lalu Maimunah kembali menjanda setelah sang suami meninggal dunia.
Setelahnya ia dipertemukan dengan Nabi Muhammad SAW yang masih memiliki hubungan dekat dengannya. Saudari Sayyidah Maimunah, Lubabah al-Kubra adalah istri paman Nabi Muhammad, Abbas bin Abdul Muthalib. Lubabah al-Kubra merupakan perempuan kedua yang masuk Islam, setelah Sayyidah Khadijah.
Dikutip dari buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW karya M Quraish Shihab, Sayyidah Maimunah termasuk orang yang sangat mengagumi dan menghormati Nabi Muhammad. Hingga suatu ketika, Sayyidah Maimunah curhat kepada Lubabah al-Kubra bahwa dirinya jatuh hati pada Nabi Muhammad. Dia siap manakala Nabi Muhammad mempersuntingnya.
Mendengar cerita saudarinya ini, Lubabah al-Kubra menceritakan kembali pada sang suami, Abbas bin Abdul Muthalib. Lalu, Abbas meneruskan informasi itu kepada Nabi Muhammad.
Gayung pun bersambut. Nabi Muhammad SAW kemudian meminta sepupunya, Ja'far bin Abi Thalib, untuk melamar Sayyidah Maimunah untuk dirinya. Lamaran Nabi itu disambut baik oleh Sayyidah Maimunah yang kemudian dipersunting Nabi Muhammad SAW saat usianya 26 tahun.
Ada tiga alasan yang menjadikan Nabi Muhammad SAW yakin meminang Sayyidah Maimunah. Pertama, karena Abbas bin Abdul Muthalib adalah paman Nabi Muhammad yang menjadi juru bicara saat menyampaikan hasrat Sayyidah Maimunah untuk menjadi istri Nabi. Selain itu, Sayyidah Maimunah juga termasuk salah satu perempuan yang awal-awal masuk Islam.
Alasan kedua yakni karena saudara Asma binti Umais. Selain saudari istri pamannya Abbas, Ummu Fadhl, Sayyidah Maimunah juga saudari (tidak sekandung) dari Asma binti Umais, istri Ja'far bin Abi Thalib, keponakannya. Hubungan itu membuat Nabi tidak wajar menolak Sayyidah Maimunah.
Dan alasan ketiga yakni untuk memperkuat hubungan dengan suku-suku lain di Makkah. Saudari-saudari sekandung Sayyidah Maimunah menikah dengan para pembesar Makkah.
Sayyidah Maimunah dikenal sebagai perempuan yang taat beragama, bersikap lembut namun tegas, dan bijaksana. Sayyidah Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW yang lainnya mengatakan bahwa Sayyidah Maimunah adalah wanita yang paling bertakwa dan selalu menjaga silaturahim di antara mereka.
Saat Nabi Muhammad SAW jatuh sakit, beliau dirawat di rumah Sayyidah Maimunah sampai kondisi sakitnya semakin parah barulah dipindahkan ke rumah Sayyidah Aisyah yang ada di samping Masjid Nabawi. Sayyidah Maimunah ditinggal Nabi Muhammad SAW selama-lamanya setelah menjalani pernikahan selama 3 tahun.
Beberapa istri Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai periwayatan hadits, Sayyidah Maimunah termasuk yang paling banyak meriwayatkan hadits. Meskipun Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Ummu Salamah juga banyak meriwayatkan hadits Rasulullah SAW.
Semasa hidup, setidaknya ada 94 hadits yang diriwayatkan Sayyidah Maimunah. Ia meninggal di usia 80 tahun, di masa pemerintahan Muawiyah. Dan yang memimpin shalat jenazahnya adalah Abdullah bin Abbas.
Sayyidah Maimunah dimakamkan di Saraf, sesuai dengan permintaannya. Lokasi ini memiliki kenangan manis antara ia dan Nabi Muhammad SAW karena menjadi tempat 'bulan madu' sebelum menuju Madinah.
Dikutip dari detikedu