Fakultas Pertanian UGM berkolaborasi dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klaten, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Delanggu, Kelompok Tani dan Koperasi Tani Delanggu Klaten mempromosikan pertanian ramah lingkungan, hemat penggunaan sumber daya dan memiliki fungsi edukasi serta wisata dengan berbasis pada smart eco- bio production.
Kerja sama tersebut meliputi pemanfaatan lahan di daerah Klaten dengan dukungan inovasi dari Fakultas Pertanian UGM untuk mendorong peningkatan produksi pertanian di wilayah sekitar Delanggu. Sebagai pilot project, pemanfaatan lahan sawah seluas tiga hektare yang digunakan merupakan lahan tidur yang sudah lebih dari 5 tahun dalam kondisi terlantar.
“Keberhasilan inisiasi pemanfaatan lahan tidur yang terlantar diharapkan akan menjadi langkah awal yang sangat strategis untuk pemanfaatan lahan tidur di wilayah Delanggu seluas sekitar 100 ha dari total lahan sawah produktif sebanyak 1.170 ha,” kata Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.Sc., Ph.D., dalam rilis yang dikirim Rabu (18/5).
Menurut Dekan, kerja sama multi pihak ini merupakan langkah strategis dan wujud tridarma perguruan tinggi dimana UGM membawa dan mengenalkan berbagai inovasi produksi dan tata kelola usaha tani yang relevan untuk masyarakat pertanian di daerah-daerah.
Pada Sabtu 14 Mei lalu, kata Jaka Widada, telah dilakukan panen bersama padi unggul lokal Klaten dengan varietas Srinuk bertempat di bekas lahan tidur yang ada di Kawasan Tasero Delanggu Klaten.
Srinuk merupakan pengembangan dari padi unggul lokal Rojolele khas Delanggu yang telah memiliki reputasi publik sangat baik sebagai padi penghasil beras yang berkualitas tinggi, pulen, wangi dan bercita rasa sangat enak.
Perwakilan Manajemen Tasero yang diwakili oleh dr. Husein menyampaikan apresiasi dalam kolaborasi multi pihak untuk pengembangan pertanian yang dikombinasi dengan edukasi dan kuliner.
Ditekankan bahwa ini merupakan kerja sama terintegrasi dari aspek hulu sampai hilir dengan tujuan mendorong wisata edukasi pertanian, menjamin ketahanan pangan daerah, menyediakan pangan sehat berkualitas tinggi.
Sementara Kepala BPP Delanggu, Sutrisno, mengatakan pada lahan sawah yang diujicobakan dengan varietas Srinuk dilakukan pada lahan seluas 3 ha dengan umur panen 95 hari. Dari hasil ubinan yang telah dilakukan, dilaporkan produktivitas padi Srinuk yang dibudidayakan secara organik sebesar 6,8 ton/ha gabah kering panen.
“Srinuk yang dibudidayakan secara konvensional memiliki produktivitas 5,2 ton per hektar,” jelasnya.
Dr. Tri Harjaka anggota tim kajian dari Fakultas Pertanian UGM menjelaskan, supaya kualitas tanah semakin baik dan produksi pertanian lebih optimal akan dilakukan rotasi tanaman di lahan yang dikelola oleh Taserto seluas 3 ha. Pada awal bulan Juni mendatang akan ditanam kedelai sebanyak 3 jenis benih kedelai galur harapan yang sedang dikembangkan.
Selain itu akan ditanam kedelai hitam malika dan kedelai unggul nasional yaitu varietas Anjasmoro atau Grobogan. “Dengan mencoba beberapa varietas akan dievaluasi varietas kedelai yang memiliki kecocokan tinggi dan juga produktivitas yang tinggi,” paparnya.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Dr. Setiadi, yang juga turut hadir dalam rombongan UGM menuturkan kemanfaatan dan keberlanjutan pengembangan masyarakat sebagaimana telah dirintis oleh Fakultas Pertanian UGM dan Tasero serta pihak lain akan semakin kuat jika melibatkan kearifan dan budaya lokal masyarakat.
“Pada tahap berikutnya sentuhan aspek budaya dan keunggulan ciri khas lokal di Dlanggu juga menjadi potensi penting yang akan dikembangkan dalam pembangunan pertanian dan pedesaan,” pungkasnya.
Dikutip dari ugm.ac.id