Telah terjadi arus balik dalam skala gelombang besar. Dimana perkumpulan ataupun individu yang dulu terkesan percaya diri, hendak membabat nilai-nilai kearifan lokal, bahkan dilakukan secara terang-terangan, kini pamornya merosot drastis, tak dipungkiri telah dijauhi keberadaannya oleh masyarakat Jawa.
Para perawat kearifan lokal yang dominan dengan ajaran budi pekerti luhur, justru digemari oleh banyak orang. Para Milenia pun, seiring waktu memiliki minat yang besar kembali pada jati diri. Bahwa ruh budaya bangsa sendiri, kini beranjak terbit kembali.
Sejak akhir tahun 2021 hingga sekarang, bergantian tamu mengunjungi para sepuh Nusantara, dari berbagai kalangan, baik dari tingkat atas maupun tingkat bawah, dari tokoh kelas nasional pun dari tokoh masyarakat daerah. Inti pertemuan sama! Seputar kabar baik tentang kebangkitan kearifan lokal.
Artinya! Pergerakan yang digaungkan para perawat kearifan lokal, para pelestari budaya dan para penegak adat istiadat tidak boleh kendor. Harus tetap bergerak secara profesional dan bersinergi dengan lingkaran-lingkaran yang se-frekuensi.
Utamanya! Jangan terpancing hal-hal yang tidak memiliki manfaat bagi berkembangnya kearifan lokal, budaya dan adat istiadat kita. Bangunlah ruang-ruang kesadaran tentang betapa pentingnya menjunjung tinggi warisan peradaban Leluhur, yang sesungguhnya memiliki fungsi utama sebagai mobilisator kiblat dalam berkebudayaan. Catat! Ora ana mukti tanpa jati diri. Beri garis tebal!
Segala puji bagi Gusti Allah Kang Amurba Jagat. Terpujilah orang-orang terpuji.
Dikutip dari Facebook Sutristian