Oleh : Nadia Putri Azzahra
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِÙŠْÙ…ِ
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ
۞اَللهُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ سَÙŠِّدِÙ†َا Ù…ُØَÙ…َّدٍ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ سَÙŠِّدِÙ†َا Ù…ُØَÙ…َّدٍ۞
Pada suatu hari Habib Umar mengisahkan kewalian Syaikh Zaini Martapura yang biasa dikenal dengan Guru Sekumpul. Ketika Syaikh Zaini telah wafat, aku sering melihat Syaikh Zaini di makam Zanbal, Hadramaut, mengunjungi dan bertemu bertatap muka dengan para Auliya. Ketika wafatnya Syaikh Zaini pada tahun 2005, aku lihat langit terbelah, para malaikat semuanya turun mendatangi Syaikh Zaini.
Sewaktu Syaikh Zaini masih hidup, setiap malam Senin terdengar suara gemuruh di Arsy karena lantunan suara Syaikh Zaini yang sedang membaca Maulid Simtud-Duror Al Habsyi di majlis maulid di Sekumpul, Martapura. Habib Umar menegaskan bahwa pemegang wali qutub saat itu ada dua orang, yaitu Habib Abdul Qadir bin Ahmad As-Seggaf di Jeddah dan Syaikh Zaini di Sekumpul, Martapura.
Aku dibukakan futuh melihat wali qutub Syaikh Zaini berada di dalam istana yang sangat megah. Istananya bertingkat dengan banyak kebun-kebun. Istana Syaikh Zaini berada di bawah naungan Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, datuknya (Datu Kalampayan), dibawah bimbingan Syaikh Samman dan Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang diterimanya langsung dari Rasulullah Saw. Istana itu dipenuhi oleh murid-murid Syaikh Zaini.
Habib Umar juga menegaskan, sungguh luar biasa Syaikh Zaini bersama murid-muridnya. Sungguh beruntung orang yang menjadi murid Syaikh Zaini dan yang mengikuti jejak langkahnya. "Akupun kalau datang ke Banjar pasti ziarah ke makam Syaih Zaini minta berkah Beliau. Disampaikan oleh Habib Umar saat menginap di asrama haji Banjarbaru tahun 2009 bersama istri Beliau, Syarifah Nuur Al Haddar.
" Masaya'Allah "
( اَللهُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ سَÙŠِّدِÙ†َا Ù…ُØَÙ…َّدٍ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِ سَÙŠِّدِÙ†َا Ù…ُØَÙ…َّدٍ )
" Smoga bermamfa'at, Minta halal, Minta ridho dunia akhirat.
" Guru Mulia "