11 Maret 1965, tiga jenderal utusan Letnan Jenderal Soeharto menghadap Presiden Soekarno di Istana Bogor. Yaitu, Brigadir Jenderal M Jusuf, Brigadir Jenderal Amirmachmud dan Brigadir Jenderal Basuki Rahmat.
Banyak versi beredar soal bagaimana situasi di Istana Bogor saat Soekarno menyambut tiga jenderal itu. Ada yang mengatakan Soekarno ditodong pistol. Ada juga yang menyampaikan Soekarno secara sukarela membuat surat perintah untuk Letjen Soeharto.
Secarik surat perintah itulah yang mengubah peta politik di Indonesia secara drastis. Atas wewenang yang diberikan, Soeharto langsung mengambil alih komando. Dia membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menangkapi orang-orang yang dicurigai terlibat gerakan 30 September. Termasuk para menteri yang loyal pada Presiden Soekarno.
Surat itulah yang dikenal dengan nama Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar. Setelah Supersemar diteken, kekuasaan Soekarno meredup dan sebaliknya Soeharto menjadi orang paling berkuasa di Indonesia.
Hari ini tepat 50 tahun berlalu dan keberadaan surat asli Supersemar masih jadi salah satu misteri terbesar di Indonesia. Dimanakah naskah asli Supersemar kini?
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) memiliki tiga versi Supersemar yang berbeda. dari ketiganya, tak satu pun yang diyakini 100 persen asli. Selama ini yang dipercaya sebagai kebenaran adalah versi Angkatan Darat. Tapi itu pun diyakini bukanlah naskah asli yang diserahkan Soekarno pada Soeharto. ANRI telah menghabiskan waktu 16 tahun untuk mencari keberadaan surat tersebut. Namun masih nihil.
Sejarawan Anhar Gonggong meyakini naskah Supersemar asli disimpan oleh Soeharto. Menurut Anhar, Supersemar adalah hal yang sangat penting bagi terciptanya kekuasaan Soeharto. Tentu Soeharto tak akan merelakan jika hal itu dipegang oleh orang lain. "Melihat Soeharto yang sangat mempercayai mistis, masak dia menyerahkan surat itu pada orang lain? Pasti dia simpan itu sendiri. Supersemar kan merupakan hal yang melegitimasi kekuasaannya. Soeharto tak akan serahkan pada orang lain," kata Anhar Gonggong beberapa waktu lalu.
Anhar juga meyakini tak semua kerabat atau orang kepercayaan Soeharto tahu dimana rahasia itu disimpan. "Paling hanya Ibu Tien yang tahu," kata Anhar. (MSN)