Sebagian Wilayah di Indonesia Terdampak Angin Kencang, Berikut Mitigasi yang Bisa Dilakukan



JAKARTA, (NU Online) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, beberapa wilayah di Indonesia pada Oktober 2023 hingga April 2024 mengalami fenomena Angin Monsun Asia dan El Nino. Kedua fenomena ini berpotensi membawa angin kencang atau angin puting beliung.

Terbaru BMKG memprediksi sejumlah wilayah di tanah air berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada Kamis-Jumat (17-18/1/2024). Selain itu, beberapa wilayah di Indonesia seperti Sukabumi, Ciamis, Mojokerto, Boyolali, Halmahera dilanda angin kencang pada Selasa (16/1/2024), akibatnya beberapa bangunan rusak dan pohon tumbang.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) H. Maskut Candranegara mengungkapkan bahwa mitigasi merupakan upaya untuk mengurangi risiko bencana, dan dalam menghadapi bencana seperti angin kencang, masyarakat diharapkan melakukan tindakan yang diperlukan.

"Pertama, menutup, mengunci pintu dan juga jendela agar anginnya tidak berhembus ke dalam rumah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada perabotan rumah," ujarnya kepada NU Online, Rabu (17/1/2024).

Langkah kedua jika terjadi angin kencang, langkah yang dapat diambil adalah mematikan semua aliran listrik dan peralatan elektronik untuk mencegah terjadinya arus pendek yang bisa menyebabkan kebakaran jika atap rumah tertimpa benda berat. "Ketiga, ajak seluruh anggota keluarga dengan berlindung dan berkumpul di tengah ruangan," imbuhnya.

Kemudian jika sedang berkendara di jalan, langkah yang bisa dilakukan ialah menepikan kendaraan dan juga masuk ke dalam ruangan. Kelima, jika ambil keputusan untuk berlindung, hal yang penting untuk diperhatikan yaitu dengan menghindari tiang listrik, papan reklame untuk menghindarkan diri dari reruntuhan. "Terakhir, keenam carilah dataran rendah yang luas untuk mencari aman dari angin kencang dan hindarilah berlindung di bawah jembatan dikarenakan potensi untuk roboh sangat membahayakan jiwa," pungkasnya.

Sumber Website NU Online