Oleh : Ust. Ahmad Safiul Umam
Begitulah dawuh Syaikhina KH. Maimoen Zubair saat saya sowan ke Sarang. Saat itu Ada seorang yang sowan juga, minta restu mau buat pondok. Saya kurang tahu persis apakah orang tersebut alumni atau bukan. Dan saat itu beliau Syaikhina duko' (ghodhob/marah), danpp dengan suara yang lantang beliau dhawuh ;
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﻔﻮﻧﺪﻭﻙ ﻟﻴﺲ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﻫﻰ ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻢ.
"Demi Allah Dzat Yang Maha Agung, pondok bukan wasilah ke surga. Yang menjadi wasilah adalah ngajinya!"
Beliau meneruskan dawuh : "Pondok iku dunyo. Akeh kiai seng gak faham, mergo pondok iki nek kyaine mati, anake podo rebutan. Iki ndudohno ne pondok iki ndunyo.
(Pondok itu termasuk bagian dari dunia (fana), banyak kiai yang gak faham. Karna pondok itu kalau kiainya meninggal, anak anaknya saling berebut. Itu menunjukan bahwa pondok itu bagian dari dunia (fana).
"Akidahku lan mbah-mbahku kabeh ora podo ngarepno pondok. Aku mulang ihya' lan ngaji liyane neng atine ora ono sekelumit blas pengen due pondok"
(Akidahku dan kakek-kakekku semuanya
tidak menginginkan pondok. Saya mengajar kitab Ihya' dan kitab lainnya, di hati tidak ada sekelumit pun ingin punya pondok)."
Beliau Syaikhina akhirnya mewanti-wanti : "Pokoke seng kudu mok cekeli koe kudu ngaji lan mulang kitab salaf. Donyo ora bakal kiamat ne wong iseh podo ngaji.
(Pokoknya yang harus dipegang erat, kamu harus ngaji dan mengajar kitab Salaf. Dunia tidak akan kiamat selama orang masih mau mengaji)."
Kalau seumpama sudah taqdir punya pondok kersane pondok'e tetep niatnya tetep lurus lillahi ta'ala alangkah baiknya tanah waqofnya NADLIRNYA di buat NU, jangan atas nama yayasan pondok, yayasan pondok sekedar pengelolanya saja.
Semoga kita semua mendapat barokahnya beliau. Aamiin