4 titik penglihatan hilal di Provinsi Lampung yakni; Kecamatan Krui Pesisir Barat, Kecamatan Lemong perbatasan Provinsi Bengkulu, Lampung Selatan Kecamatan Kalianda dan Kampus Itera tidak terlihat sampai matahari terbenam pada pukul 18.15. Hal itu disampaikan oleh Lemra Horizon dari Badan Hisab Kemenag Kanwil Provinsi Lampung
"Rata-rata ketinggian hilal di 4 titik hanya 2 derajat di atas ufuk, jadi setelah matahari terbenam saat itu hilal terlihat di atas ufuk itu," katanya saat selesai mengamati hilal di Stasiun Pengamatan Bulan Internasional Itera dengan Teleskop Ofyar Z Tamin (OZT)-ALTS, Jumat (01/04).
Karena ia berpatokan dari kriteria imkan rukyah Nahdlatul Ulama (NU) yang menyebut ketinggian hilal awal Ramadhan 1443 H minimal 3 derajat.
Ia pun menambahkan sepertinya melihat kondisi cuaca yang ada pada sore hari tadi, hilal pun mustahil terlihat.
"Sudah dipastikan tidak terlihat (hilal)," tambahnya.
Lemra pun sudah memastikan dari keempat titik di Lampung tidak terlihat, tetapi menurutnya untuk daerah lain belum tentu tidak terlihat.
"Makanya kita nunggu dari seluruh Indonesia itu, kalau ada yang ngelihat 1 aja besok dipastikan puasa," ujarnya.
Terpisah, Dosen Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera Robiatul Muztaba mengatakan Itera yang merupakan salah satu titik pemantauan hilal di Provinsi Lampung, menggunakan teleskop canggih OZT-ATLS untuk memantau hilal.
"Kita sudah pakai teleskop ini, tapi karena ketinggian hilal hanya ketinggian 1,3 derajat jadi cukup sulit," jelasnya.
Ia mengatakan akan melakukan pemantauan besok terkait kemunculan hilal, yang tujuannya memastikan kalau hari Minggu nanti sudah mulai masuk bulan Ramadan.
"Khusus besok kita akan melakukan pengamatan dari bentuk bulan sabit hilal," ujarnya.
Foto: Teleskop canggih OZT-ATLS, ada ada 14 di seluruh dunia. Termasuk di Kampus Itera. Andre Prasetyo Nugroho