Berikut ini cuplikkan transkrip sebagian amanat Presiden Soekarno pada Musyawarah Gerakan Transmigrasi di Istana Olah Raga Bung Karno Senayan Jakarta Tanggal 28 Desember 1964.
Inilah sebagian transkrip yang di kutip dari Buku Transmigrasi Hidup Mati Bangsa Indonesia, diterbitkan oleh Sekretariat Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (DPP PATRI)
Saudara-Saudara, kita ini semuanya turunan transmigrasi. Ya, tahukah Saudara-Saudara, bahwa kita ini semuanya turunan transmigran?
Saudara yang duduk sebelah Jenderal Suharjo itu turunan transmigran. Jenderal Suharjo turunan transmigran.
Ini gubernur Sutedja, yang bajunya putih, turunan transmigran. Ini gubernur Ulung Sitepu turunan transmigran.
Ada Pak Oevang Urai?
Mana ya? Tidak hadir? Tidak hadir.
Nah ini anak-anak cantik ini turunan transmigran. Aku sendiri pun turunan transmigran. Seluruh rakyat Indonesia adalah turunan transmigran.
Wah, tanya-menanya, Pak Sujono Atmo dengan tetangganya,
bagaimana-bagaimana, bagaimana?
Begini, lebih dari 2.000 tahun yang lalu, kira-kira 2.500 tahun yang lalu, satu daerah di Asia Tenggara, yang sekarang terkenal dengan nama Vietnam, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan, disitu terpadat penduduk.
Dan kehidupan disitu sukar karena terlalu padat penduduk, dan mungkin ada satu kejadian yang luar biasa yang membuat dari penduduk daerah itu, yang sekarang dinamakan Vietnam Utara, Vietnam Selatan.
Sebagian besar meninggalkan tanah itu, meninggalkan tanah itu dan beremigrasi ke kepulauan yang beribu-ribu, yang terletak di Indonesia, bahkan juga sampai ke sebelah Barat di Madagaskar. Disebelah timur sampai pulau Paskah.
Pulau Paskah itu dekat Amerika Selatan. Jadi jebol dari yang dinamakan sekarang Vietnam Utara dan Vietnam Selatan, jebol dari situ, menyebar antara Madagaskar dan pulau Paskah, beribu-ribu pulau.
Sehingga boleh saya katakan, bahwa penduduk yang mendiami Madagaskar, yang mendiami Nusantara yaitu kepulauan Indonesia, yang mendiami pulau-pulau lain dari Polinesia ini, sampai kepulauan Paskah dekat Amerika Selatan adalah dari satu keturunan, yaitu Hindia Belakang atau yang sekarang dinamakan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.
Bahwa penduduk yang berjuta-juta yang sekarang mendiami pulau Madagaskar, kepulauan Indonesia sampai kepulauan Paskah itu dari satu keturunan, ternyata dari bahasanya.
Bahasa dari penduduk-penduduk ini menunjukkan satu pokok bahasa. Dalam bahasa asingnya dinamakan satu taalstam.
Madagaskar, kepulauan Indonesia, pulau Paskah, bahkan kepulauan Philipina, bahkan sebagian selatan dari kepulauan Jepang itu menunjukkan taalstam. Beberapa perkataan nyata bahwa pokok katanya adalah sama.
Apalagi yang dekat dekat dengan Indonesia ini, wah masih nyata satu taalstam.
Philipina Saudara-Saudara, mengenal bahasa yang dinamakan bahasa Tagalok, bahasa asli Philipina, itu boleh dikatakan sama dengan bahasa Indonesia.
Kita bilang siji, loro atau satu, dua, dan tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh.
Kalau bahasa Tagalok bilang sa, rua, teloo, apat, limo, onom, pitu, wolu, nah sembilan saya lupa. (Hadirin bilang songo – red).
Songo kan Jowo itu, ini Tagaloknya! Tagalok itu Philipina, sa, rua, teloo, apat, limo, onom, pitu, wolu, he sembilan itu, siam, lantas sepuluh juga, puluh, sama.
Demikian juga bahasa di Madagaskar. Demikian pula bahasa di pulau Paskah. Jadi nyata bahwa penduduk yang sekarang menduduki pulau-pulau ini adalah sebenarnya dari satu racial root, akar, bangsa yang sama dengan akar bahasa yang sama.
Oleh karena itu aku mengatakan, bahwa kita ini semuanya adalah turunan Transmigran.
Hanya belakangan inilah Saudara- Saudara, kita sadari akan hal itu. Terutama sekali sesudah kita menjalankan politik Asia Afrika. Kita menyadari benar-benar, bahwa penduduk penduduk yang berdiam di kepulauan-kepulauan lain itu adalah sebenarnya kita punya Saudara pula.