راَيت الله
Al Mawaqif wal Mukhotobat - Imam An Nafri
41.
Puja puji atas kenikmatan, itu adalah umum.
Puja puji mensyukuri atas nikmatnya, itu adalah khusus.
Puja-puji melihat kelemahan diri untuk dapat mensyukuri atas nikmat Nya, adalah lebih dari khusus.
Puja Puji atas suka dan duka, lapang dan sempit, adalah lebih dari khusus.
Puja Puji atas perkenalan Allah kepada hamba Nya, itu lebih dari khusus.
Puja puji untuk Wajah Al Hak Allah Ta’ala, tanpa sebab dan dari sebab, hanya dengan Nya dan daripada Nya, itu adalah puncak ilmu-ilmu para pemuja dan pemuji dan sudah berkesudahan khususnya-khusus.
Puja puji itu akan menjadi sah bila datangnya dari orang yang alim dengan Nya, tetapi sah manakala tibanya dari seorang yang karam dalam kerinduan pada Nya, maka apabila kerinduannya telah terjalin, niscaya akan melihat Nya, mka apabila telah melihat Nya, niscaya penglihatannya itu akan menggerakan lisannya untuk bicara, manakala sudah terucapkan, hapuslah bekas maksud dan tujuan karena ucapannya itu, dan terhapus pulalah ciri-ciri kecondongan dan akan menjadi keikhlasan sebenar-benarnya; Puja puji itu hanya untuk Wajah Al Haq Allah Ta’ala; Dan semacam puja puji ini membuka bagi orangnya tentang lisan berdiri Nya sendiri (Al Qoyyumiah), maka segala makrifat-makrifat itu akan mengucapkan pada Nya dengan ketunggalan, barulah hilang kemurungan dari bilangan-bilangan dan akan terhimpun baginya semua bilangan dan tidak lagi terbagi-bagi saru antara lain.