Ulama-ulama yang Menghabiskan Hari-harinya untuk Membaca, Menulis
Ulama-ulama Islam terdahulu amat mengesankan, baik sebagai ilmuwan maupun penulis. Sebagai ilmuwan, misalnya, Imam Abu Hamid al-Ghazali—sosok yang tak terkalahkan dalam seluruh forum debat yang ia ikuti pada zamannya untuk hampir semua bidang keilmuan Islam—menghapal seluruh kitab yang ia punya, dan konon, dalam menulis Ihya’ Ulumuddin, sebuah kitab yang kebak oleh dalil-dalil dari al-Qur’an, hadits, atsar, dan qaul, semua referensinya ia ambil dari hafalannya itu. Dan, sebagai penulis, misalnya, Imam Ibnu ‘Aqil menulis kitab terpanjang di dunia, Al-Funun, yang konon terdiri dari 800 jilid. Prestasi unik semacam ini mungkin tiada bandingnya dalam sejarah dunia.
Buku karya KH. Husein Muhammad ini berisi biografi 26 ulama, khusus membahas kiprah dan pengalaman mereka dalam membaca, menulis, dan menebarkan pengetahuan. Mereka adalah tokoh besar dan begawan yang namanya menjulang ke puncak pengetahuan keislaman sekaligus melegenda. Karya-karya mereka begitu banyak dan masih terus dibaca, dikaji, diteliti, dan dijadikan rujukan untuk menjawab isu-isu keagamaan sampai hari ini. Beberapa di antaranya adalah Imam Ibnu Jarir ath-Thabari (Guru Besar Para Ahli Tafsir), Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah (ulama perempuan pemilik sanad Shahih al-Bukhari), Imam Haramain (Guru Besar Universitas Nizamiyah), Imam Ibnu ‘Aqil (Juru Bicara Madzhab Hanbali), Imam Abu Hamid al-Ghazali (Argumentator Islam), Syaikh Ibnu Rusyd (filsuf interpretator Aristoteles), Imam Fakhruddin ar-Razi (ahli tafsir rasional), Imam Nawawi (muhaddits dan faqih), Syaikh Ibnu Taimiyah (pendiri Salafi), Syaikh Nawawi al-Bantani (Guru Besar Ulama Indonesia), dan lain-lain.
https://drive.google.com/file/d/1-8KXhYMADWWAP7VQIjHXB0XSxmDl7No4/view?usp=sharing