Terjemah Kitab
Mukasyafah Al-Qulub
Al-Muqarrib Ila Hadrah ‘Allam Al-Ghuyub Fi‘Al-Tashawwuf
Al-Hujjah Al-Islam Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali
BAB 17
Amanah dan Taubat
Diriwayatkan melalui Muhammad bin Munkadir, katanya:
Aku mendengar ayahku berkata:
"Ketika Sufyan Ats Tsauri melakukan thawaf, tiba-tiba melihat seorang lelaki yang tidak mengangkat telapak kaki, juga tidak meletakkan, kecuali ia hanya mengucapkan sholawat kepada Nabi SAW. Ats Tsauri pun bertanya padanya:
"Wahai tuan, engkau telah meninggalkan bacaan tasbih dan tahlil, hanya mengucapkan sholawat Nabi SAW saja; apakah telah terjadi sesuatu padamu sampai melakukan hal ini".
Katanya:
"Siapa kamu, semoga Allah mengampunimu".
Aku menjawab:
"Aku Sufyan Ats Tsauri".
Ia berkata:
"Andai engkau bukan orang yang zuhud di masa generasimu, pasti tidak akan kuceritakan dan kubukakan rahasiaku".
Ia melanjutkan:
"Aku pernah beribadah haji ke Baitullah bersama ayahku dan sampai disana ayahku jatuh sakit. Aku hanya merawat dia sampai akhirnya meninggal dunia, dan wajahnya menjadi hitam".
Kataku:
"Inna lil-llaahi wa inna ilaihi Raaji'uun"
Aku pun menutup wajahnya dan rasa kantukku membuat aku tertidur dengan amat sedih. Lalu aku bermimpi melihat seorang yang tak pernah kulihat; tampan, pakaiannya bersih dan harum. Ia mengangkat kakinya dan meletakkan salah satu kakinya sehingga dekat dengan ayahku. Lalu ia membuka kain penutup wajah ayahku, mengusap wajah ayahku, dan bersinarlah wajahnya. Kemudian lelaki itu mau pergi pulang, aku pun berdiri dan langsung kupegang pakaiannya, dia ku tanya:
"Wahai hamba Allah, engkau siapa! Adakah sebab kedatanganmu ditempat asing ini akan sebabnya Allah memberikan anugerah pada ayahku".
Ia menjawab:
"Apakah engkau tidak mengenaliku! Aku adalah Muhammad bin Abdullah, orang yang memiliki Al Quran. Adapun ayahmu adalah orang yang berlebihan terhadap dirinya sendiri, namun ia sudah banyak membaca sholawat kepadaku. Bila terjadi sesuatu yang butuh pertolonganku, dia minta tolong padaku, dan aku adalah orang yang banyak menolong terhadap yang banyak membaca sholawat padaku".
Kemudian aku bangun dan benar-benar melihat wajah ayahku menjadi terang.
Diriwayatkan dari Amr bin Dinar dari Abi Ja'far langsung dari Nabi SAW bahwa beliau SAW bersabda:
"Barangsiapa yang lupa membaca sholawat padaku, maka langkahnya sungguh tersesat menuju surga".
Ketahuilah bahwa amanah berasal dari kata "Aman", sebab dengan amanah itu akan aman (selamat) dari tercegahnya kebenaran. Kebalikan dari amanah ialah khianat, berasal dari kata "Khounun", artinya kurang. Jika kamu mengkhianati seseorang, artinya kamu mengurangi yang semestinya diterima.
Sabda Nabi SAW:
"Makar, tipu daya dan khianat tempatnya di neraka".
Sabda Nabi SAW:
"Barangsiapa yang bergaul dengan manusia tapa mengkhianati dan berbohong pada mereka, maka harga diri kehormatan dan sikap adilnya sempurna. Dan orang seperti ini wajib dijadikan saudara".
Orang-orang badui (pedesaan) Arab selalu bersikap memuji, saling mencintai untuk menjaga amanah tanpa mengkhianati, tidak merusak kehormatan seorang muslim, tidak merusak suatu hubungan dan tanggungan, maka merekalah umat yang terbaik. Aku berpendapat: Orang-orang yang dipuji bangsa badui itu telah punah, dan di masa ini tidak ada yang kita lihat kecuali serigala-serigala berpakaian, sebagaimana ada seorang penyair mensinyalir.
"Kepada siapa lagi mengembalikan suatu kepercayaan!
Dimana lagi ada kawan yang merdeka dan mulia. Sungguh manusia telah tercipta kecuali hanya sedikit. Yakni menjadi serigala-serigala berpakaian".
Kata penyair yang lain:
"Telah hilang orang-orang agung yang dieluk-elukkan ketika mereka berpisah.Penghuni penduduk negeri menjadi pusing".
Melalui Hudzaifah RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya amanah akan dihilangkan. Banyak manusia yang menyelenggarakan perjanjian, namun tak satu pun mereka yang berniat menunaikan amanah. Sampai-sampai ada yang berkata: Keturunanku disini ada yang bisa dipercaya'".
Ketahuilah bahwa tobat hukumnya wajib, berdasarkan hadits maupun ayat-ayat Al Quran.
"Tobatlah kalian semua secara keseluruhan wahai orang-orang beriman, agar kalian beruntung. (QS.24 An Nur:31)"
Perintah ini bersifat umum. Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang beriman, bertobatlah kalian semua kepada Allah dengan tobat Nashuha (murni, ikhlas, dan benar). (QS.66 At Tahrim:8)"
Makna "Nashuha" ialah murni dan bersih karena Allah SWT (tidak karena apa-apa) dan tanpa dipengaruhi hal-hal lain. Kata Nashuha "Nashohi".
Firman Allah SWT yang menunjukkan keutamaan tobat:
"Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri. (QS.2 Al Baqarah:222)"
Sabda Nabi SAW:
"Orang ahli tobat adalah kekasih Allah dan orang yang tobat dari segala dosa-dosanya laksana tidak memiliki dosa sama sekali".
Sabda Nabi SAW:
"Allah lebih merasa senang terhadap tobatnya seorang hamba mukmin daripada senangnya seorang lelaki yang singgah di padang luas; dimana ia membawa binatang untuk kendaraan dengan penuh makanan serta minuman. Suatu kali ia meletakkan kepalanya sampai tertidur amat nyenyak, dan ketika bangun kendaraan tersebut hilang. Ia terus mencari sampai letih, panas, dahaga, dan bercampur perasaan macam-macam yang dikehendaki Allah. Lalu dia berkata (dengan putus asa):
'Aku akan kembali dan tidur sampai mati'.
Ia pun meletakkan lengannya untuk tidur sampai mati. Dan ketika dia bangun, tiba-tiba kendaraannya sudah berada disampingnya dengan bekal minuman dan nakanan masih utuh. Namun Allah masih lebih senang terhadap tobatnya hamba mukmin daripada lelaki ini beserta kendaraannya".
Diriwayatkan melalui Hasan RA. Dia berkata:
Ketika Allah menerima tobatnya Nabi Adam AS, para malaikat ikut bahagia, bahkan malaikat Jibril dan Mikail memberikan salam kepada Adam AS.
"Hai Adam, semoga kedua matamu memancarkan kegembiraan karena Allah menerima tobatmu".
Adam AS menjawab:
"Wahai Jibril, andaikan setelah penerimaan tobat ini ada pertanyaan, maka dimana tempatku".
Kemudian Allah menurunkan wahu kepadanya:
"Wahai Adam, engkau sama dengan telah mewariskan rasa keletihan dan kesusahan pada keturunanmu, juga mewariskan tobat kepada mereka. Barangsiapa diantara mereka berdo'a kepada-KU tentu AKU kabulkan sebagaimana AKU mengabulkanmu. Dan barangsiapa yang memohon ampun pada-KU, AKU tidak akan pelit kepadanya, sebab AKU adalah Tuhan yang dekat dan mengabulkan. Wahai Adam, AKU sudah mengumpulkan orang-orang ahli tobat dari kuburan mereka dengan rasa gembira dan tawa, dimana do'a mereka selalu dikabulkan".
Nabi SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah 'Azza Wa Jalla membentangkan Kekuasaan-Nya (membuka Tangan-Nya) sampai siang hari buat orang-orang jahat di malam hari. Juga memberikan kesempatan sampai malam hari buat yang jahat di siang hari; sampai saatnya matahari muncul dari barat (kiamat)".
Maksud membuka Tangan-Nya adalah sebuah kinayah dalam hal pencarian tobat dan bagi yang mencari tobat dibelakangnya selalu ada penerimaan. Kadang-kadangpun tidak ada penerimaan, dan kadang pula tidak ada yang mencari (tobat) kecuali pasti ada yang menerima.
Nabi SAW bersabda:
"Andaikan engkau melakukan kesalahan (yang besarnya) sampai menjulang ke langit, kemudian engkau menyesali tentu Allah menerima tobatmu".
Sabda Nabi SAW:
Sesungguhnya ada hamba yang melakukan dosa, lalu dengan dosa-dosa itu ia masuk surga. Ada yang bertanya:
"Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah".
Rasulullah SAW menjawab;
"Sebab yang terbayang dalam matanya ialah menyesali dosa itu dan lari menghindarinya, sehingga masuklah ke surga".
Nabi SAW bersabda:
"Kafarat-nya dosa ialah menyesali".
Sabda Nabi SAW:
"Orang yang bertobat karena dosanya, laksana orang yang tidak punya dosa".
Diriwayatkan:
Ada orang Habsyi bertanya kepada Nabi SAW:
"Ya Rasul, sesungguhnya aku sudah melakukan perbuatan jahat, apakah ada kesempatan tobat untukku".
Nabi SAW menjawab:
"Ya, ada".
Orang itu kemudian pergi, tiba-tiba kembali lagi dan berkata:
"Apakah DIA melihatku ketika aku mengerjakan dosa".
Beliau SAW menjawab:
"Ya".
Maka orang Habsyi itu berteriak sampai nyawanya keluar.
Diriwayatkan:
Sesungguhnya Allah 'Azza Wa Jalla ketika melaknati iblis, iblis minta perpanjangan waktu pada-Nya. Kemudian Allah memberikan waktu (hidup) sampai hari kiamat. Dan iblis berkata:
"Demi Keagungan-MU, aku tidak akan keluar dari hati anak cucu Adam sampai mereka mati".
Allah berfirman:
"Demi Keagungan-KU dan Keluhuran-KU, Aku tidak akan menutup pintu taubat anak cucu Adam selama mereka hidup".
Nabi SAW bersabda:
"Sesungguhnya perbuatan baik mampu menghapus perbuatan jahat laksana air menghilangkan kotoran".
Melalui Sa'id bin Musyayyib. Ada firman Allah:
"Sesungguhnya Dia Maha Mengampuni orang-orang yang mau kembali. (QS.17:25)"
Dimana firman ini berkenaan dengan seorang lelaki yang melakukan dosa dan bertobat, melakukan dosa lagi dan bertobat lagi.
Kata Fudlail RA. Ada firman Allah SWT:
"Berilah kabar gembira buat orang-orang ahli dosa yang akan melakukan tobat, niscaya KU terima tobatnya. Dan hati-hatilah terhadap orang-orang yang ahli melakukan kebajikan, jika AKU meletakkan keadilan terhadap mereka, akan AKU siksa mereka".
Kata Abdullah bin Umar RA:
"Barangsiapa yang ingat kesalahannya, lalu hatinya takut lantaran dosa-dosa itu, maka dosa tersebut akan dihapus dari catatan Kitab".
Diriwayatkan:
Ada seorang Nabi diantara beberapa Nabi yang melakukan dosa, lalu Allah menurunkan wahyu kepadanya:
"Demi Keagungan-KU, bila engkau mengulangi lagi pasti AKU akan menyiksamu".
Nabi tersebut menjawab:
"Engkau adalah Engkau, dan aku adalah aku; Demi Keagungan-MU, andaikan Engkau tidak menjagaku tentu aku mengulanginya".
Maka Allah pun menjaga dia.
Diriwayatkan:
Ada seorang lelaki yang bertanya pada Ibnu Mas'ud mengenai dosa yang dilakukan:
"Apakah ada kesempatan tobat untukku".
Ibnu Mas'ud berpaling, lalu menoleh lagi kearah lelaki itu, ternyata dia menangis. kemudian Ibnu Mas'ud berkata:
"Surga itu memiliki 8 pintu, semuanya terkunci kecuali pintu tobat yang terbuka. Disana ada malaikat yang dipercayai untuk menjaga tanpa dikunci, maka berbuatlah baik dan jangan putus asa".
Maksiat 20 Tahun
Diriwayatkan:
Pada zaman Bani Israil ada seorang pemuda yang menyembah Allah selama 20 tahun dan melakukan maksiat juga 20 tahun. Ketika bercermin, ia melihat dirinya sudah tua dengan uban dijenggotnya. Ia pun mengeluh:
"Tuhanku, aku telah menyembah-MU selama 20 tahun, juga mendurhakai-MU 20 tahun. Kalau aku kembali pada-MU, apakah Engkau menerimaku".
Kemudian ia mendengar suara tanpa melihat wujudnya:
"Engkau mencintai-KU, maka AKU pun mencintai-MU dan engkau masih KU beri kesempatan, bila engkau mau kembali pada-KU, AKU akan menerimamu".
Diriwayatkan melalui Ibnu Abbas RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
"Manakala seorang hamba bertobat, Allah pasti menerima tobatnya: dalam hal ini membuat para malaikat pencatat amal lupa akan catatan kesalahan yang mereka perbuat, juga tubuh mereka lupa akan perbuatan salah yang mereka kerjakan, juga bumi dan langit lupa, agar hamba tersebut kelak datang pada hari kiamat tidak ada 1 pun makhluk yang bersaksi sampai memberatkan dia".
Diriwayatkan melalui Ali KW, bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
Sesungguhnya sudah tertulis kata-kata di sekitar Arsy selama 4000 tahun sebelum makhluk diciptakan, ialah;
"Sesungguhnya AKU Maha Pengampun untuk orang yang bertobat, untuk orang yang beramal shaleh, kemudian mereka memperoleh petunjuk. (QS.20 Thaha:8)"
Ketahuilah bahwa tobat hukumnya "Fardhu 'Ain" dari semua dosa-dosa besar atau kecil tanpa harus ditunda, sebab membiasakan dosa kecil artinya mengantarkan pada dosa besar. Firman Allah SWT:
"Dan ketika orang-orang yang mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri. (QS.Al Imran:135)"
Taobat Nashuha
Taobat Nashuha ialah hamba yang bertobat secara lahir dan batin, menyesal, dan tidak punya hasrat untuk mengulang lagi.
Orang bertobat hanya lahiriahnya saja ibarat tong sampah ditutupi sutra. Orang melihat pasti merasa kagum, namun setelah dibuka tutupnya mereka pasti berpaling, (karena hatinya masih berupa dan menyimpan sampah). Demikian juga orang ahli ibadah lahiriahnya saja, kemudian kelak pada hari kiamat tutupnya dibuka, yakni pada hari dimana semua rahasia akan dibongkar, maka para malaikat akan berpaling. Maka sangat tepat Nabi SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak memandang bentukmu (fisikalnya), melainkan Dia memandang hatimu".
Dari Ibnu Abbas:
"Banyak sekali orang bertobat mengira bahwa mereka sudah bertobat".
Semua ini karena mereka tidak menguatkan pintu tobat dengan "penyesalan", yaitu keinginan kuat tidak mengulang lagi, mengembalikan hak kepada yang berhak (dosa yang berhubungan dengan manusia) lalu minta menghalalkan kepada orang yang bersangkutan kalau bisa dan kalau tidak bisa, maka dia harus memperbanyak istighfar buat mereka dan dirinya sendiri. Dengan jalan ini semoga Allah meridhoi dia.
Lupa akan dosa-dosanya merupakan bencana. Maka dari itu setiap orang yang berakal wajib meneliti dirinya sendiri tanpa harus melupakan dosa, sebagaimana ada syair:
"Wahai orang yang berdosa,
Wahai orang yang menghitung kesalahannya;
Jangan lupa dosa-dosamu dan masa lalunya.
Bertobatlah kepada Allah sebelum mati
Wahai orang yang durhaka, Berhentilah berbuat dosa, dan mengertilah kalau kamu mengerti".