Bupati Tulangbawang Winarti berbincang dengan warga Lampung Selatan yang menjadi korban terdampak bencana erupsi gunung Semeru. Foto Diskominfo Tulangbawang |
Radarlampung.co.id – Sepuluh hari berlalu pasca meletusnya gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, 4 Desember 2021 lalu, bantuan terus berdatangan. Dari pemerintah pusat hingga daerah.Tak terkecuali dari Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).
Kemarin (13/12), pengurus APKASI datang memberikan bantuan sekaligus melihat kondisi para korban terdampak erupsi gunung tertinggi di pulau Jawa tersebut.
Bupati Tulangbawang Winarti ikut dalam rombongan. Winarti yang juga menjabat sebagai wakil bendahara umum APKASI bercerita, dirinya tidak sengaja bertemu dengan warga Lampung yang juga menjadi korban terdampak bencana alam tersebut.
Baca Juga : Pemkot Bandar Lampung Beri Kemudahan Akses Peserta Muktamar ke-34 NU
“Beliau orang asli Lampung Selatan, tapi sudah lama tinggal di sana. Katanya beliau senang ada orang Lampung yang melihat kondisi mereka di sana,” kata Winarti, Selasa (14/12).
Winarti mengungkapkan, ia tidak banyak berbicara dengan warga Lampung Selatan yang menjadi korban terdampak bencana tersebut sebab terus meneteskan air mata.
Ia mengaku hanya mampu memeluk ibu-ibu tersebut sembari menguatkan mental serta mendoakan yang terbaik untuk para korban.
Dalam kesempatan tersebut, Winarti juga sempat berbincang dengan Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Di saat itu, kata Winarti, Bupati Lumajang sempat menjelaskan bahwa tempat mereka berdiri dan berbincang adalah rumah-rumah penduduk yang sudah rata tertutup oleh material dari awan panas guguran (APG) erupsi gunung semeru.
Bupati perempuan pertama Kabupaten Tulangbawang tersebut mengungkapkan, kedatangannya bersama pengurus APKASI adalah untuk memberikan bantuan serta support kepada korban terdampak letusan Semeru.
Mewakili pemerintah daerah dan masyarakat Tulangbawang, Winarti juga memberikan bantuan kepada para korban terdampak.
“Tentu kita semua merasa prihatin dan simpati kepada para korban. Bukan bantuannya, tetapi rasa memiliki dan gotong-royong kepada sesama yang harus terus kita kuatkan,” ungkapnya.
Dengan bantuan serta solusi dari pemerintah, Winarti berharap para korban terdampak bencana tersebut dapat tabah, kuat, dan segera bangkit.
Winarti menjelaskan, dalam kesempatan tersebut APKASI turut memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp200 juta.
Bantuan tersebut diberikan kepada 34 ahli waris korban meninggal dunia bencana gunung semeru dengan total Rp150 juta. Sementara, Rp50 juta sisanya digunakan untuk renovasi masjid yang rusak akibat bencana.
Bantuan diserahkan langsung oleh Ketua Umum APKASI Sutan Riska Tuanku Kerajaan kepada korban terdampak, disaksikan Bupati Lumajang serta beberapa pengurus APKASI termasuk Winarti di posko pengungsian SMPN 1 Candipuro.
Pada bagian lain, dikutip dari bnpb.go.id hingga 13 Desember 2021 tercatat korban meninggal dunia sebanyak 46 jiwa, luka berat 18, dan luka ringan 12.
Sedangkan data sementara warga mengungsi berjumlah 9.374 jiwa, dengan rincian laki-laki 4.576 jiwa dan perempuan 4.798.
Jumlah warga yang mengungsi tersebar di 129 titik. Baik di wilayah Kabupaten Lumajang, dan kabupaten tetangga, seperti Malang, Probolinggo, Blitar dan Jember.
BNPB mengidentifikasi pos-pos pengungsian terpusat dengan jumlah penyintas besar yang berada di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Candipuro dengan 8 titik dengan jumlah total 3.538 jiwa, Pasirian 6 titik dengan 2.081 jiwa dan Pronojiwo 4 titik 1.056 jiwa.
Titik-titik pos pengungsian sisanya tersebar di sejumlah kawasan atau kecamatan lain di Kabupaten Lumajang. (nal/sur)
Ari Suryanto - Tuba
Sumber : https://radarlampung.co.id/cerita-bupati-winarti-bertemu-warga-lampung-yang-jadi-korban-erupsi-semeru-saat-beri-bantuan/