Pada coaching PembaTIK level 4 di hari pertama tanggal 1 November dibuka dengan doa yang dipandu oleh Bapak M.Ilham yang merupakan Duta Rumah Belajar Sulbar tahun 2018. Beliau selaku MC yang memandu kegiatan pada hari pertama. Selanjutnya, pembukaan secara resmi oleh Bapak Nasehadin selaku perwakilan dari PUSDATIN KEMRISTEKDIKTI. Dalam pemaparan beliau memperlihatkan slide perkembangan Pembatik dari tahun 2018-2021 yang mengalami lonjakan yang signifikan. Ini menjadi sebuah sinyal bagus untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.
Kegiatan berikutnya adalah perkenalan ke-30 peserta pembaTIK level 4 provinsi Sulawesi Barat. Ke-30 Peserta tersebut adalah hasil perengkingan dari 44 peserta yang dinyatakan lolos pembaTik level 4 ini. Ini merupakan sebuah pencapaian untuk Provinsi Sulawesi Barat. Peserta Pembatik dari Sulbar diwakili oleh 6 kabupaten yang ada. Mulai dari kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Mamasa, kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamuju Tengah, dan kabupaten Pasangkayu.
Setelah seluruh peserta memperkenalkan diri, kegiatan selanjutnya yaitu pemaparan materi oleh Bapak Hafizh Bestari yang memaparkan materi Public Speaking. Sebelum memaparkan materinya, beliau membuka dengan senam otak. Sayangnya saya tidak dapat mengikuti kegiatan ini, karena tiba-tiba jaringan saya tidak stabil dan saya harus keluar dari zoom meeting. Berselang beberapa menit, sayapun kembali bergabung dan bisa mengikuti pemaparan materi beliau. Materi Public speaking yang dipaparkan sangat menarik karena sangat berhubungan dengan kami selaku pendidik yang terbiasa tampil atau berbicara. Minimal berbicara di depan siswa atau orang tua siswa. Diakhir sesi beliau dilanjutkan dengan tanya jawab dari peserta. Hanya saja cukup diwakilkan untuk dua orang karena waktu yang sangat terbatas.
Pada akhir sesi, peserta coaching bersama para DRB dari tahun 2018, 2019, 2020, membahas tentang tema kegiatan yang berkaitan dengan kearifan lokal. Pak Hilman memberikan gambaran semisal nama makanan tradisional “Sambusa” yang bisa kita berikan akronim. Atau saran dari pak Ilham dengan penamaan “Jepa” yang juga merupakan nama makanan tradisional dari provinsi Sulawesi Barat. Karena waktu yang membatasi sehingga kami harus menyudahi kegiatan coaching hari pertama tersebut. Namun sebelum kegiatan usai kami telah dibagi kedalam empat kelompok yang masing-masih menyiapkan penamaan tiap kelompoknya. Sebagai penutup, Pak Hafizh meminta seluruh peserta mengaktifkan video untuk foto bersama. Dan kegiatan pun usai.
Foto pada coaching hari pertama: