Untuk mencapai kesempurnaan ibadah dan keyakinan dalam Islam, seseorang hendaknya mempelajari ilmu tasawuf melalui thariqah-thariqah yang mu’tabar dari segi silsilah dan ajarannya. Para ulama besar kaum muslimin sama sekali tidak menentang tasawuf. Berikut ini adalah pendapat-pendapat Imam Madzhab Empat (4) mengenahi Tasawuf ;
- Imam Abu Hanifah (Nu’man bin Tsabit – Ulama besar pendiri mazhab Hanafi) adalah murid dari Ahli Silsilah Thariqat Naqsyabandiyah yaitu Imam Jafar as Shadiq ra . Berkaitan dengan hal ini, Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Durr al Mantsur, meriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah (85 H.-150 H) berkata, “Jika tidak karena dua tahun, Nu’man telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as Shadiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar”.
- Imam Maliki (Malik bin Anas – Ulama besar pendiri mazhab Maliki) yang juga murid Imam Jafar as Shadiq ra, mengungkapkan pernyataannya yang mendukung terhadap ilmu tasawuf sebagai berikut, “Barangsiapa bertasawuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dengan disertai fiqih dia meraih kebenaran.” (‘Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, vol. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).
- Imam Syâfi’î (w. 204H) Imam Syafii yang mazhab fiqihnya paling berpengaruh di Nusantara pun sangat alim dalam ilmu tasawuf. Hal ini seperti apa yang dituturkan oleh Al-Hâfiz As-Suyuti yang mengungkapkannya dalam Ta’yîd al-haqîqat al-âliyah bahwa Imam Syafi`i pernah mengatakan: “Saya menyertai para sufi dan memperoleh tiga hal saja dari mereka, yakni pernyataan: pertama, waktu adalah pedang, kalau bukan kamu yang mematahkannya, maka ia yang akan mematahkanmu; kedua, apabila kamu tidak terus menyibukkan egomu dengan kebenaran, maka ia akan menyibukkanmu dengan kepalsuan; ketiga, penghilangan adalah kekebalan. Dalam kitab Kasyful Khofa’ 2/27, Al-Ajluni juga meriwayatkan bahwa Imam Syafi`i mengatakan: “Tiga hal di dunia ini yang saya sukai, Tidak memaksa, berakhlak baik terhadap semua makhluq, dan mengikuti jalan ahli tasawuf.”
- Imam Ahmad Ibn Hanbal (w. 241H) Imam Mazhab Hambaliyah ini juga tidak menghujat ataupun mengkafirkan ahli tasawuf, seperti yang dilakukan orang-orang wahabi. Muhammad Ibn Ahmad As-Saffârini Al-Hanbali (w. 1188 H) menuturkan dari Ibrahim Ibn ‘Abd Allah Al-Qalasani bahwa Imam Ahmad mengatakan tentang kaum sufi. “Saya tidak mengetahui kaum yang lebih baik dari mereka.” Seseorang berkata kepadanya, “Mereka mendengarkan musik dan mereka sampai pada keadaan mabuk.” Beliau berkata, “Apakah kamu hendak mencegah mereka untuk bersenang-senang selama sejam bersama Allah?”