Perang Arab-Israel

Oleh : Prof. Dr. H. Hamka Haq, MA
Ketua DPP PDI Perjuangan & Ketua Umum PP Baitul Muslimin Indonesia


Perang Arab-Israel adalah perang antara dua bangsa serumpun, dari satu nenek Ibrahim (Abraham), yang melibatkan agama Islam-Yahudi. Andaikata bangsa Arab Palestina berbesar hati menerima Israel sejak awal, maka negara Israel (Tel Aviv sekitarnya) tidak seluas sekarang. Tapi bangsa Arab yang ngotot itu berperang terus-menerus, tapi selalu kalah melawan teknologi perang Israel, akhirnya Israel merebut wilayah lebih luas lagi, sampai ke kota suci Jerussalem. Sekarang wilayah Israel makin luas, sementara Palestina makin terdesak, bangsa Arab yang dahulu pernah ngotot pun saperti Arab Saudi semakin tidak mendukung Palestina.
Di depan mahasiswa S3 UIN Makasar, saya pernah nyatakan bahwa umat Islam se dunia seharusnya bersyukur, Israel hanya mau ke Tel Aviv di Palestina. Coba kalo Israel ngotot kembali ke Mad
nah, yg dulu merupakan tanah airnya sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke sana, entah apa jadinya...? Nabi Muhammad SAW ketika memimpin Madinah mepersaudarakan Arab (Muslim) dengan bangsa Yahudi di Madinah, dan sama-sama menyusun kostitusi Madinah. Namun, sepeninggal Nabi, Khalifah-khalifah membuat kebijakan ekstrim, sehingga Yahudi harus keluar (terusir) dari Madinah dan mengembara sampai Eropa. Keadaan berbalik, 13 abad kemudian, giliran bangsa Arab Palestina meningglkan sebgian tanah airnya ketika negara Israel berdiri.
Kini, Saatnya masyarakt dunia dengan segala ras dan agama berdamai membangun peradaban dunia baru yang tenteram dan maju. Namun, Barat sengaja memelihara perang berlarut-larut antara Palestina-Israel, demi keuntungan politik dan industri senjata. Yaser Arafat, Pemimpin Palestina yang menerima jalan damai (perjanjian Oslo), dirawat di Eropa untuk diracun dan mati (2004). Yitzak Rabin PM Israel yang juga setuju jalan damai, dibunuh (1995) oleh mereka yg tidak menginginkan perdamaian segera.
Konflik antara PLO (Tepi Barat) dan Hamas (Gaza) dikipas terus agar Palestian tidak bersatu, guna memperlambat perdamaian. Saya yakin semuanya adalah skenario kepentingan Barat yang tidak ingin melihat Palestina-Israel damai dalam waktu yang singkat. Konflik Palestina-Israel, sengaja dipelihara karena bagi Amerika sangat penting, untuk dijual dalam setiap kampanye Pilpres AS, & untuk keutungan bisnis senjata. (mcn)