Foto: Minyak goreng di Indomaret (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Jakarta - Kelangkaan serta melambungnya harga komoditas minyak goreng telah melahirkan dampak buruk bagi masyarakat. Hal yang disebabkan karena korupsi ini memaksa pemerintah dan kementerian terkait harus putar otak demi mengakali hal ini.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengambil kebijakan untuk melarang ekspor CPO dan minyak goreng. Alhasil, kebijakan ini sepertinya menunjukkan efek positif ke dalam negeri.
Harga minyak goreng terpantau turun di beberapa tempat. Hasil pantauan CNBC Indonesia, stok minyak goreng memenuhi rak-rak di gerai ritel modern. Dengan harga yang tak lagi gila-gilaan. Di Indogrosir Tangerang misalnya, toko menggantung banderol harga minyak goreng berbagai merek kemasan 2 liter.
Di gerai Naga Swalayan, Bekasi, juga ditemukan stok minyak goreng yang melimpah. Harganya pun terdiskon hingga hampir Rp 5.000.
Sebelumnya, pemerintah resmi melarang ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dan sejumlah produk turunannya mulai Kamis (28/4/2022) pukul 00.00 WIB. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam pernyataan yang ditayangkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu malam (27/4/2022).
Jokowi meminta kesadaran industri minyak sawit untuk memprioritaskan dan mencukupi kebutuhan minyak goreng di dalam negeri. Ia meyakini dengan kapasitas produksi yang ada kebutuhan minyak goreng dalam negeri dapat dengan mudah tercukupi.
Sementara itu Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto mengatakan, harga kelapa sawit di tingkat petani turun.
"Kami sudah memantau sejak kemarin di beberapa lokasi.
Ada beberapa penurunan harga Rp 400 per kg (Sekadu Kalimantan Barat). Dan di Jambi sekitar Rp 500 rupiah per kg. Solusi untuk masalah ini adalah, harus ada pencatatan di pabrik soal nama-nama petani yang supply buah masuk pabrik," kata Darto dalam keterangan tertulis, Minggu (24/4/2022).
Dikutip dari CNBC Indonesia