Mengulik Rekam Jejak Sang Inspirator Syaikhona Kholil Bangkalan

  

 


1.      Judul Resensi Buku : Mengulik Rekam Jejak Sang Inspirator Syaikhona Kholil Bangkalan”

2.      Data Buku

Judul Buku      : Syaikhona Kholil Bangkalan Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama

Penulis             : RKH. Fuad Amin Imron

Editor              : Nico Ainul Yakin

Pengantar        : Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA

Penerbit           : “Khalista” Surabaya

Tahun terbit    : 2012

Tebal Halaman: xxviii + 228 halaman

Dimensi buku  : 14,5 x 21 cm

ISBN               : 978-979-1353-35-9

3.      Pembukaan Resensi

Buku yang berjudul Syaikhona Kholil Bangkalan penentu berdirinya Nahdhatul Ulama ini terdiri dari 6 bagian, dimana pada masing-masing bagian memberikan penjelasan yang sangat gamblang dan runtut. Mulai dari sejarah awal masuknya agama islam di Indonesia, proses berdirinya NU, sampai dengan rekam jejak perjuangan syaikhona Kholil Bangkalan dalam mendirikan NU bersama ulama-ulama lainnya. Buku ini merupakan satu dari sekian banyak buku tentang Ke-NU-an yang mengupas tuntas tentang tokoh yang berperan penting dalam pencetus dan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Buku yang ditulis oleh RKH. Fuad Amin Imron ini berbeda dengan buku sebelumnya yang hanya mengkisahkan secara singkat  peran Syaikhona Kholil Bangkalan dalam pendirian NU.

Dalam buku ini kita akan disuguhkan dengan kisah syaikhona kholil bangkalan secara detail dan fokus, mulai dari historis kelahiran, pendidikan, sampai dengan dakwah dan perjuangan beliau dalam proses pendirian NU. Yang tak kalah menarik dari buku ini adalah disuguhkan sejumlah cerita dan peristiwa bersejarah pada masa sebelum maupun sesudah syaikhona Kholil Bangkalan masih hidup, khususnya daerah Madura. Diuraikan pula tentang kebangkitan ulama pesantren serta cerita masyarakat yang menghiasi cerita panjang syaikhona kholil Bangkalan dalam pengabdian besarnya kepada agama islam terutama kepada organisasi terbesar di negeri ini, yakni Nahdhlatul Ulama.

4.      Isi Resensi Buku

Buku ini mencoba untuk mengungkapkan secara mendalam keterlibatan Syaikhona kholil Bangkalan dalam proses pendirian jam’iyah NU. Buku ini merupakan karya pertama yang ditulis oleh beliau RKH. Fuad Amin Imron yang merupakan cicit Syaikhona Kholil Bangkalan sekaligus menjabat sebagai bupati Bangkalan periode 2003-2013. Dalam menulis dan menguraikan penjelasan tiap bab nya, kiai Fuad seakan ingin mengajak para pembacanya melihat kembali sejarah masa lalu yang luarbiasa yang pernah kita miliki. Beliau menaruh harapan yang besar kepada para pemuda sebagai generasi penerus bangsa supaya memiliki semangat juang yang tinggi dalam memajukan dan melestarikan kebudayaan islam melalui seorang figur ulama yang sangat patut kita teladani. Diuraikan pula kepribadian dan daya juangnya yang tinggi untuk agama.

Dalam pembahasannya, buku ini banyak membahas tentang keterlibatan Syaikhona Kholil Bangkalan dalam proses pendirian organisasi yang mewadahi para ulama pesantren dan umat islam Indonesia. Secara rinci, buku ini diawali dengan pembahasan mengenai sejarah masuknya Islam di Indonesia serta penyebarannya di nusantara melalui para wali, khususnya oleh para wali songo. Salah satu wilayah yang cukup pesat penyebarannya adalah daerah Madura. Keteguhan masyarakat Madura memegang  teguh  tradisi keislaman tidak bisa dilepaskan tentang legenda soal Madura, aktivitas, serta keberagaman masyarakat Madura.

Yang menarik dari buku ini adalah kita seolah dibawa ke masa lalu yang menceritakan kebangkitan para ulama pesantren di awal abad ke-19 M, dimana keadaan saat itu bangsa Indonesia masih berjuang melawan cengkraman bangsa penjajah. Sebelum adanya kebangkitan para ulama ini, bangsa Indonesia masih lemah dan belum memiliki semangat juang dan semangat cinta tanah air. Masyarakat pribumi hanya tunduk pada aturan kolonial Belanda karena belum memiliki wadah yang dapat menyatukan semangat melawan bangsa penjajah. Beberapa tokoh ulama yang menjadi garda terdepan dalam membangkitkan semangat perjuangan tersebut antara lain Kiai Hasyim Asy’ari (Jombang), Kiai Wahab Hasbullah (Jombang), Kiai As’ad Syamsul Arifin (Situbondo), Kiai Abdul Karim (Kediri), Kiai Ma’sum (Lasem), Kiai Cholil Harun (Rembang), dan sebagainya. Beliau merupakan ulama angkatan pertama dikalangan NU sekaligus menjadi pelopor dalam pendirian sebuah organisasi (jam’iyah) bernama Nahdlatul Ulama.

Para ulama tersebut diatas semuanya pernah belajar dengan ulama legendaris dari Madura yaitu Kiai Muhammad Kholil bin Abdul Latif atau yang terkenal dengan sebutan Syaikhona Kholil Bangkalan. Beliau adalah ulama yang terkenal karena kedalaman ilmunya agamanya, dapat berpikir jernih, visioner dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat sehingga beliau menjadi kiblat (episentrum) bagi para ulama dan pengasuh pesantren dalam pengembangan dan penyiaran agama islam. Beliau bukan hanya seorang ulama yang menguasai teks ilmu agama, namun juga mampu mengkontekstualisasikan keilmuannya dalam kehidupan nyata. Beliau juga bukan hanya seorang wali Allah yang mengisolasi kehidupan pribadinya secara eksklusif, tetapi mampu memberikan motivasi dan solusi atas problematika yang dihadapi masyarakat.

Di dalam buku ini akan dibahas tuntas mengenai kisah tentang Syaikhona Kholil Bangkalan mulai dari historis kelahirannya, perjalanan pendidikan, karya-karya hebatnya sampai dengan rekam jejak perjuangan beliau dengan ulama-ulama lain dalam mendirikan organisasi NU sebagai wadah organisasi dan sebagai instrumen untuk membentengi masyarakat dari upaya penyeragaman agama oleh Belanda masa itu, dan upaya membebaskan masyarakat dari cengkraman bangsa penjajah, serta upaya memproteksi umat islam dari paham wahabiyah yang digerakkan penguasa Arab saat itu. Ketika membaca dan memahami buku yang berjudul “Syaikhona Kholil Bangkalan Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama” ini, kita akan mendapatkan nilai-nilai keteladanan yang amat sangat berharga, terutama untuk para pelajar dan mahasiswa agar selalu semangat dalam mencari ilmu seperti yang telah dicontohkan beliau Syaikhona Kholil Bangkalan.  

5.      Penutup Resensi

Buku karya RKH. Fuad Amin Imron ini menurut saya sangat layak dibaca, terutama oleh kaum muda generasi Nahdliyyin, karena didalamnya dikupas secara tuntas dan rinci perjalanan hidup Syaikhona Kholil Bangkalan sampai dengan sejarah dan cikal bakal berdirinya NU. Adapun kelebihan dan kekurangan dari buku yang berjudul “Syaikhona Kholil Bangkalan Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama” ini akan saya ulas sebagai berikut :

a.      Kelebihan Buku

1)      Dalam buku ini diuraikan secara runtut, mulai dari masuknya islam ke Nusantara, masa penjajahan sampai dengan adanya kebangkitan para ulama pesantren, sehingga pembaca tidak merasa kebingungan ketika memahami ulasan demi ulasan dari buku ini.

2)      Buku ini merupakan satu dari banyaknya buku yang membahas tentang Syaikhonan Kholil Bangkalan.Namun yang membedakan adalah buku ini ditulis dengan versi fokus pada kisah simbolik Syaikhona Kholil Bangkalan

3)      Di bagian ke-2, terdapat ulasan mengenai sejarah wilayah Madura yang merupakan asal beliau Syaikhona Kholil Bangkalan. Kita disuguhkan dengan cerita Bangkalan tempo dulu dan sekarang, sehingga pembaca akan lebih puas dalam memahami buku ini.

4)      Di dalam salah satu bab di buku ini, disuguhkan beberapa gambar maupun simbol yang mempermudah pembaca memahami dan memiliki gambaran tentang isi buku. Gambar dan simbol tersebut antara lain : bagan silsilah keturunan Syikhona Kholil Bangkalan, guru-guru syaikhona dan para ulama, serta peninggalan dan karya syaikhona Kholil Bangkalan juga ada di dalam buku ini.

5)      Di akhir buku disertakan juga lampiran-lampiran penting yang semakin melengkapi isi buku ini.

b.      Sedangkan kelemahan dari buku ini menurut saya yaitu :

1)   Gambar yang disertakan dalam buku ini berwarna hitam putih, sehingga beberapa gambar ada yang terlihat sedikit buram.

2)   Desain foto para ulama di bagian cover depan tidak begitu terlihat jelas, sehingga kurang menarik untuk kalangan tertentu.

Terlepas dari itu semua, buku ini sangat bermanfaat untuk kita baca supaya kita khususnya para generasi nahdliyyin mengenal lebih jauh sosok inspiratif yang luarbiasa sebagai kunci berdirinya organisasi besar bernama Nahdlatul Ulama. Selamat membaca! 

Penulis Resensi :

Asabah Nurul Hikmah, Santri Pondok Pesantren Entrepreneur Al-Mawaddah Kudus­ asal Blora.